Selasa, 10 Desember 2019

Penerapan Strategi Arus Bawah Dalam Keefektifan Tata Kelola MGBK MTs Jawa Timur

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Organisasi adalah suatu struktur garis perkumpulan  yang didalamnya terdapat  garis kewenangan yang saling berhubungan langsung secara vertical antara pimpinan dan anggota. Suatu organisasi akan dapat mencapai hasil maksimal sesuai target dan tujuan dibentuknya harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya; adanya kesepakatan dalam satu fungsi komando, adanya loyalitas kedisplinan berserikat, antara anggota tumbuh rasa memahami fungsi kedudukan masing-masing, adanya hubungan harmonis antar anggota, solidaritas yang tinggi, mampu mengembangkan kreatifitas atau inovasi pembaharuan dalam pegerakan berorganisasi serta menjunjung tinggi kesepakatan dalam bentuk AD/ART organisasi.
Tujuan organisasi tidak akan dapat berjalan dengan baik, jika adanya rasa ketidak-percayaan pada masing-masing anggota sehingga menimbulkan kompetitif yang kurang kondusif antar anggota, kurang tegasnya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengemudi bahtera, dan tidak adanya system tata kelola manajemen organisasi sebagai rambu-rambu menjalankan tugas kiprahnya di baik untuk internal organisasi tersebut maupun kemanfaatan di masyarakat.
Untuk mencapai suatu kondisi yang ideal perlu mencermati beberapa kriteria yakni merumuskan visi misi, aturan, professional,  program kerja, sumber daya manusia, dan kesejahteraan. Kriteria tersebut jika dilaksanakan secara implisit dalam satu kesatuan, akan mengarahkan organisasi pada kondisi yang baik sehingga diperlukan tata kelola  (manajemen) yang tepat yang diharapkan dapat meningkatkan keefektifan kinerja anggota, serta menemukan strategi yang tepat dalam mengembangkan potensi dan sumber daya anggota.
B.     Permasalahan
MGBK MTs Jawa Timur yang termasuk organisasi baru semenjak dibentuk pada tanggal 16 September 2019 mengalami permasalahan yang tidak lepas seperti organisasi yang lainnya, problem yang dihadapi hampir sama yakni kesulitan untuk koordinasi dan kurangnya motivasi untuk bergerak, hal ini kemungkinan disebabkan adanya akar permasalahan yang perlu untuk diselesaikan. Temuan pertama, kondisi Jawa Timur dengan  wilayah yang sangat luas, menghadirkan  permasalahan sendiri terkait jangkauan  koordinasi masing-masing anggota, kedua belum terbangunnya  system  terpadu  pada  MGBK yang ada di Kota/kabupaten. 
Beberapa MGBK yang berada di tingkat kota/kab masih rancu tidak terpisah jenjang (campuran) MA dan MTs tentunya hal ini jauh dari kondisi ideal yang dikehendaki untuk mengembangkan system kinerja professional tersebut, bahkan ada beberapa kota/kabupaten yang tidak terdapat MGBK sama sekali. Ketiga, kemungkinan lain problem permasalahan organisasi disebabkan adanya unsur perbedaan kultur budaya Mataraman, Gesikan, Arekan, Tapalkuda, Madura, dll  menghadirkan pemahaman berbeda baik  sikap dan sudut pandang pemikiran masing-masing anggota.
Sehingga dalam hal ini perlu merumuskan solusi yang tepat untuk memecahkan yang dihadapi MGBK MTs Jawa Timur  mulai dalam proses mengidentifikasi permasalah secara detail mencakup dukungan data, informasi, dan fakta yang menyentuh akar permasalahan, rencana tindakan, dan mengambil keputusan alternatif yaitu menggunakan strategi Arus Bawah dalam menata meningkatkan keefektifan tata kelola organisasi. Dalam hal ini tentunya tidak akan seratus persen dapat berubah totalitas, tetapi melihat perkembangan yang terjadi, insyallah target sasaran kinerja professional akan dapat tercapai secara maksimal.
C.     Tujuan
Penggunaan strategi Arus Bawah dalam keefektifan system tata kelola organisasi bertujuan secara spesifik dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi organisasi sehingga menghambat laju gerak MGBK MTs Jawa Timur, antara lain kesulitan untuk koordinasi, organisasi belum sepenuhnya professional, dan adanya perbedaan sikap serta sudut pandang pemikiran masing-masing anggota.
D.    Manfaat
Manfaat dalam strategi Arus Bawah tentunya diharapkan dapat menciptakan suatu tatanan organisasi yang professional, dimana dapat mereduksi permasalahan atau konflik yang terjadi di dalam organisasi karena secara konseptual strategi ini mencoba menyerap sepenuhnya aspirasi anggota, memudahkan koordinasi antar anggota, dan merubah  perbedaan sikap dan sudut pandang berbeda menjadi potensi yang melejitkan  professional organisasi



BAB II
METODE  PEMECAHAN MASALAH

Keefektifan roda gerak organisasi untuk berkembang kearah baik tentunya membutuhkan berbagai langkah strategi yang inovasi kreatif,  Jones (1998)  tahap siklus hidup organisasi dimana organisasi mampu mengembangkan nilai kreasi dan kompetensi sehingga  mendapatkan sumberdaya  tambahan.  Pertumbuhan ini memungkinkan organisasi meningkatkan pembagian kerja dan spesialisasi serta sekaligus mengembangkan keunggulan kompetitif.  Mengarahkan perubahan kearah professional merupakan kewajiban yang harus dilakukan dalam berorganisasi untuk mencapai visi dan misi. Tentunya perubahan tersebut perlu mengadakan tinjauan yang lebih mendalam mencakup factor internal perubahan kebijakan kepemimpinan, perubahan tujuan, perubahan wilayah sasaran tujuan, perubahan rutinitas kegiatan, dan perubahan sikap serta  perilaku anggota organisasi, sedangkan factor eksternal memperhatikan politik, sosial, budaya, teknologi, demograpi, sosiologi.
Mempertimbangkan kedua factor tersebut, perlunya ada manajemen pengelolaan organisasi yang baik dengan menata struktur organisasi yang ideal dan mumpuni diberlakukan di MGBK MTs Jawa Timur, untuk target pencapaian yang mendasar tersebut diharapkan ada pembaharuan dibidang SDM (sumber daya manusia), etos semangat kerja, serta pemikiran yang lebih terbuka dan menciptakan hubungan yang harmonis masing-masing anggota. Maka selaku Ketua MGBK MTs kali ini mencoba merumuskan langkah-langkah yang ditempuh untuk pencapaian sasaran kinerja orgnaisasi sekaligus secara khusus mengurai permasalahan antara lain; pengkajian, identifikasi, komitmen perubahan, strategi dan evaluasi.
A.    Pengkajian
Peran MGBK MTs Jawa Timur sangat strategis fungsinya untuk meningkatkan kompetensi guru BK MTs se Jawa Timur dalam beberapa kriteria diantara, menguasai Kompetensi Pedagogik, menguasai teori dan praksis pendidikan, Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli, Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan, Kompetensi Kepribadian, Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih, Menunjukkan integritasdan stabilitas kepribadian yang kuat, Menampilkan kinerja berkualitas tinggi,
Peran  MGBK  MTs  Jawa  Timur yang sangat  erat berhubungan  dengan  organisasi berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan Kompetensi Sosial,  Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja, Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling, Mengimplementasikan kolaborasi antar profesi. Kompetensi Profesional, Menguasai konsep dan praksis penilaian (assessment) untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli, Menguasai kerangka teoretik dan praksis Bimbingan dan Konseling, Merancang Program Bimbingan dan Konseling, Mengimplementasikan Program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif, Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling, Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika professional, Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam Bimbingan dan Konseling.
Akan tetapi permasalahan dilapangan banyak  ditemukan  guru-guru BK yang masih bisa dikatakan kurang dalam menguasai kompetensi-komptensi diatas, sehingga perlu dalam hal ini penajaman peran dan fungsi MGBK dalam menciptakan kondisi kondusif dalam mencetak guru-guru BK yang professional. Ironisnya sendiri banyak MGBK yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sifatnya terkadang hanya berhenti di tataran SK Pengurus semata. Tentunya dalam bahasan pengkajian ini dianalisis lebih jauh beberapa kriteria yang dapat menempatkan MGBK pada posisi sebanrnya.
B.     Identifikasi
Indentifikasi merupakan tindak lanjut dari langkah di awal yaitu pengkajian, temuan kelemahan yang sering terjadi di suatu organisasi. Dalam pencapaian kearah organisasi professional MGBK MTs Jawa Timur mengedepankan pemberdayaan kemapuan anggotanya dalam hal ketrampilan kemanusian (human skill), Keterampilan Teknik (technical skill), Keterampilan konseptual (conceptual skill), Keterampilan motivasi (motivation skill), dan Keterampilan Informasi teknologi.
Keterampilan kemanusiaan atau yang lebih terkenal dengan keterampilan berkomunikasi antar manusia (interpersonal skills) adalah keterampilan yang seringkali diabaikan oleh para pengurus, terutama bagi para pengurus yang baru naik jenjangnya dalam organisasi. Keterampilan kemanusiaan ini sangat diperlukan untuk menjaga hubungan baik dengan anggota maupun mitra kolaborasi. Dengan komunikasi yang persuasif akan membuat anggota merasa dihargai dan mereka akan bekerja lebih baik dan bersikap lebih terbuka kepada pimpinannya. Keterampilan teknis merupakan bekal bagi para pengurus yang harus dikuasai. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan organisasi sekaligus difungsikan sebagai teladan untuk anggotanya.
Kemampuan konseptual  untuk merinci permasalahan menjadi beberapa bagian yang lebih spesifik sehingga dapat dilihat kaitan antara masing-masing bagian tersebut, serta mengetahui dampak dari setiap permasalahan bagi orang lain. Kemampuan motivasi untuk memberikan dorongan pada anggota, agar mereka dapat melakukan sesuatu sesuai dengan yang diperintahkan tanpa mereka rasakan secara langsung, karena telah diberikan suatu motivasi atau dorongan berupa rangsangan-rangsangan untuk menggairahkan dan menyemangati melakukan pekerjaan. Terahkir adalah Keterampilan IT yang dalam hal ini penguasaan mengolah informasi melalui teknologi seperti keterampilan mengoperasikan computer, medsos, dan media IT lainnya.
C.    Komitmen Perubahan
Komitmen sangat memegang utama dalam perannya di organisasi, tanpa adanya komitmen maka tujuan organisasi tidak akan tercapai. Begitu pula sebaliknya ketika pengurus tidak memperhatikan komitmennya pada anggota hal itu akan berpengaruh penurunan kinerja atau loyalitas anggota. Komitmen akan mengarahkan masing-masing anggota organisasi untuk menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan menghasilkan produktivitas yang tinggi. MGBK MTs Jawa Timur dalam hal ini mencoba menanamkan komitmen sebagai milik bersama, salah satunya konsep strategi arus bawah yang akan dikupas pada bagian Strategi. Komitmen ditargetkan pada adanya kesamaan dan usaha mensukseskan beberapa target di antaranya; satu tujuan, tanggung jawab dalam peran sesuai divisi spesifikasinya, kewenangan, fleksibilitas, keseimbangan, kedinasmisan berorganisasi.


D.    Strategi
Strategi adalah teknik perencanaan  didalam struktur organisasi untuk menciptakan langkah tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, sehingga semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. MGBK MTs Jawa Timur mencoba menggunakan system majerial Arus Bawah dalam melaksanakan tata kelola organisasi. Prinsip dasar dalam pengelolaan penggunaan strategi ini, memprioritaskan demokrasi berorganisasi, misalnya sebagai seorang pemimpin berpartispasi aktif dalam kegiatan organisasi tidak asal main perintah, bersifat terbuka, anggota diberikan kesempatan memberikan masukan atau kritikan, selalu mengutamakan musyawarah untuk nufakat, dan sangat menghargai potensi masing-masing anggotanya.



Gambar diatas menguraikan system  kinerja arus bawah, korlap (koordinator lapangan) memegang kunci utama dalam  jalannya roda organisasi, korlap menyerap masukan data dari anggota secara langsung sesuai dengan kebutuhan yang update (terbaru) semisal kebutuhan workshop atau seminar sains BK.  Korlap berperan juga sebagai penggerak massa sesuai wilayah kerjanya. Di MGBK MTs Jawa Timur terdapat 8 wilker. Pegerakan Korlap selain sebagai penyerap aspirasi, fungsinya memiliki peran ganda yaitu sebagai humas informasi terbaru dari atas maupun dari bawah. Hal ini menjawab permasalahan tertulis dalam perumusan masalah bab I dimana kebutuhan masing-masing regional di Jawa Timur berbeda-beda serta memiliki pendekatan  sikap serta budaya yang berbeda. Tetapi dalam bergerak korlap tidak bisa secara langsung, setidaknya usulan yang masih mentah dari anggota perlu dirumuskan konsep dan teknisnya pada bagian koordinator seksi (sie) untuk menjadi suatu kegiatan.
Dari konsep sinergi kedua langkah dibawah ini, sudah dapat dipastikan pemberdayaan peran posisi bawah sangat bermanfaat karena target sasaran yang dirumuskan tidak akan mengenal bahasa mubazir (sia-sia). Hal ini lah yang disebut tata kelola arus bawah, dengan memulai kegiatan keorganisasian dengan mengangkat atau menindak-lajuti permasalahan dan kebutuhan di akar rumput. Setting (lokasi) pelatihan sendiri dapat dilaksanakan sendiri-sendiri tanpa terpusat di satu lokasi tempat. Gambaran sederhana model desain ini hampir sama dengan system Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Tetapi perbedaan dalam otoda adalah di kewenangan, system arus bawah mengarahkan korlap dan sie hanya sebatas mengusulkan  dan menyusun konsep pelatihan, selebihnya pengambilan keputusan diambil perannya oleh  pengurus harian berdasarkan musyawarah bersama seluruh anggota. Desain demikian lebih menyentuh pada tataran penghargaan potensi anggota selain dikatakan demokratis,

Permasalah kedua kesulitan dalam korrdinasi karena jangkauan wilayah yang luas melalui system arus bawah ini dapat dengan mudah teratasi, dan sebelumnya dianggap oleh banyak orang terkait hal tersebut menjadi kendala jalannya roda organisasi malah fakta berbicara terbalik, dengan keanggotaan yang terdiri dari seluruh perwakilan kota/kabupaten memudahkan kegiatan MGBK MTs Jawa Timur lebih majemuk  dan berinovasi dalam berkarya.



BAB III
PELAKSANAAN  DAN  HASIL YANG  DIPEROLEH

Kurun waktu setelah dibentuk pada tanggal 16 September 2019 dengan nomer SK Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur nomer 1265 tahun 2019 tentang penetapan pengurus MGBK MTs Provinsi Jawa Timur melalui system tata kelola Arus bawah telah menghasilkan beberapa kegiatan, baik mengarah pada peningkatan kompetensi guru, kepedulian sosial dan  mendukung kebijakan Kementerian Agama dalam program GERAMM, GELEM, dan Deradilisasi.
Berikut rincian program kegiatan yang telah dilaksanakan oleh MGBK MTs Provinsi Jawa Timur dan sekaligus program sasaran rencana kedepan.
1.      Program Penyusunan buku berjudul “Jangan Pernah Berhenti Mengajar”
Hasil terbitan buku antalogi penulis terdiri dari guru-guru BK MTs Jawa Timur untuk medukung program GELEM dan dalam rangka menyambut hari guru nasional ke 74. Buku terbit dua hari sebelum hari guru 25 Nopember 2019. Usaha MGBK MTs Jatim untuk berkarya menambah sumbangsih di dunia Pendidikan dirilis mulai tanggal 15 Oktober 2019.


2.      Pengabdian Sosial Trauma Healing

Bentuk pengabdian MGBK MTs Jatim terhadap masyarakat dibuktikan dengan turut serta dalam kegiatan bantuan sosial yang mengalami kesusahan.






3.      Jambore Literasi

 Jambore literasi merupakan pekan ilmiah yang dikonsep secara gembira. Kegiatan tergolong kategori baru, pertama ada di Indonesia dan tentunya hal ini adalah suatu kebanggaan. Kelas pelatihan terbagi menjadi dua sesi yakni tatap muka dan online. Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan sukses tanpa halangan, pemanduan online hingga sekarang masih aktif yang dipandu dalam group WA.

4.      Penyusunan Buku Moderasi Beragama
Penyusnan buku ini diharapkan untuk membuktikan kesungguhan MGBK MTs Jatim turut sepenuhnya mendukung program Kementerian Agama dalam skala priortas Deradikalisasi. Bahkan yang menarik awal semula hanya ditujukan pada guru-guru BK MTs Jatim, kurun waktu diinformasikan justru menarik perhatian pihak diluar ikut serta menulis ketika di sharing informasi peluang menulis. Mulai dari jenjang dasar SD/MI hingga dosen-dosen di perguruan  tinggi turut serta menyumbang tulisan. Bahkan ada beberapa pejabat di kementerian agama diluar tenaga Pendidikan ikut serta memnyumbangkan opini.


                      Wacana pembuatan kartu anggota dan seragam resmi MGBK MTs Jawa Timur

Dalam rapat yang di selenggarakan di aula Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada tanggal 30 Nopember 2019 yang didamping oleh bapak Kasi Kesiswa mengagendakan pembuatan kartu anggota. Tujuan dari pembuatan kartu adalah kemudahan untuk menghimpun database guru BK di MTs se Jawa Timur, sehingga akan diketahui berapa kebutuhan riil sebaran guru BK, berapa yang belum pernah mengikuti diklat yang diselenggarakan oleh instansi Lembaga pelatihan. Selain rencana pembuatan kartu anggota, kesempatan yang sama secara resmi disepakati corak baju seragam guru-guru BK di MTs se Jawa Timur dengan ucapan simbolik penyerahan baju resmi pada bapak Kasi Kesiswaan.


BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.    Kesimpulan
Strategi arus bawah dalam hal ini dapat dikatakan menjadi salah satu strategi yang efektif untuk menghidupkan kondisi kedinamisan organisasi bergerak,  dimana metode digunakan sebagai satu cara mendapatkan bagaimana (how) agar potensi  baik SDM dalam organisasi, waktu efektif yang tersedia,  dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien pula, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal.
Sebagai bentuk perencanaan perubahan (planned change) oraganisasi, perlu mempertimbangakan kemampuan pemimpin yang Tangguh, hal ini bertujuan  untuk meningkatkan keefektifan kerja dan kesehatan organisasi, dapat dilakukan dengan metode intervensi berencana terhadap proses dalam organisasi dengan memanfaatkan teori-teori perilaku organisasi, Organisasi hendaknya berorientasi pada pelaksanaan kerja dan dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan, serta memperhatikan peningkatan profesionalisasi kerja (reward, spesialisasi, identitas, responsbelitas, akuntabelitas) didalam organisasi.
Pengembangan oragnaisai dapat diartikan sebagai antisipasi adanya perubahan peran dan tujuan organisasi yang semakin komplek dan rumit,  bervariasinya tuntutan yang diberlakukan untuk standar organisasi, memungkinkan adaptasi terhadap perkembangan iptek yang semakin canggih, munculnya bentuk organisasi  model baru (kompetitor),  Perubahan pandangan terhadap konsep manusia (tidak hanya sebagai unsur produksi, tetapi harus lebih dimanusiawikan/ sebagai aset organisasi).
Pada dasarnya strategi arus bawah bertujuan untuk  meminimalkan gesekan perbedaan dalam memahami tujuan berorganisasi, adanya komunikasi yang kurang/tidak harmonis, mencegah konflik yang di diamkan/latency, mengatasi kerjasama yang kurang baik, persaingan yang kurang/tidak sehat, pengambilan keputusan yang salah, respon yang lamban terhadap perubahan, dan rendahnya motivasi

B.     Rekomendasi
Perlu adanya pengembangan lebih lanjut implentasi dilapangan strategi arus bawah, strategi pengembangan diharapkan dapat  meningkatkan prestasi keseluruhan dari anggota organisasi, memudahkan pemecahan masalah dalam pekerjaan (ditempat kerja) dan meningkatkan mutu keputusan, mengadakan perubahan-perubahan yang lebih efektif, mengurangi pertentangan yang sifatnya merusak dan membuatnya menjadi lebih efektif, dan meningkatkan keterlibatan sesuai tujuan organisasi, serta terpeliharanya kerjasama diantara anggota organisasi dalam pekerjaan pengembangan organisasi dengan melibatkan dukungan moril, harapan dan kreativitas/inovasi.




DAFTAR PUSTAKA

Jones, Gareth R. 1994, Organization Theory, Text and Cases, Second Edition. Addision-Wesley Longman Publishing Company, Inc, Unitet State of America.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar diharapkan bersifat membangun dalam rangka pengembangan keilmuan Bimbingan dan Konseling. Kami sampaikan terima kasih