BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Organisasi adalah suatu struktur garis perkumpulan yang didalamnya
terdapat garis kewenangan yang saling
berhubungan langsung secara vertical antara pimpinan dan anggota. Suatu
organisasi akan dapat mencapai hasil maksimal sesuai target dan tujuan
dibentuknya harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya; adanya kesepakatan
dalam satu fungsi komando, adanya loyalitas kedisplinan berserikat, antara
anggota tumbuh rasa memahami fungsi kedudukan masing-masing, adanya hubungan
harmonis antar anggota, solidaritas yang tinggi, mampu mengembangkan
kreatifitas atau inovasi pembaharuan dalam pegerakan berorganisasi serta
menjunjung tinggi kesepakatan dalam bentuk AD/ART organisasi.
Tujuan organisasi tidak akan dapat berjalan dengan
baik, jika adanya rasa ketidak-percayaan pada masing-masing anggota sehingga
menimbulkan kompetitif yang kurang kondusif antar anggota, kurang tegasnya
seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengemudi bahtera, dan tidak
adanya system tata kelola manajemen organisasi sebagai rambu-rambu menjalankan
tugas kiprahnya di baik untuk internal organisasi tersebut maupun kemanfaatan
di masyarakat.
Untuk mencapai suatu kondisi yang ideal perlu
mencermati beberapa kriteria yakni merumuskan visi misi, aturan, professional, program kerja, sumber daya manusia, dan
kesejahteraan. Kriteria tersebut jika dilaksanakan secara implisit dalam satu
kesatuan, akan mengarahkan organisasi pada kondisi yang baik sehingga
diperlukan tata kelola (manajemen) yang
tepat yang diharapkan dapat meningkatkan keefektifan kinerja anggota, serta
menemukan strategi yang tepat dalam mengembangkan potensi dan sumber daya
anggota.
B. Permasalahan
MGBK MTs Jawa Timur yang termasuk organisasi baru semenjak
dibentuk pada tanggal 16 September 2019 mengalami permasalahan yang tidak lepas
seperti organisasi yang lainnya, problem yang dihadapi hampir sama yakni
kesulitan untuk koordinasi dan kurangnya motivasi untuk bergerak, hal ini
kemungkinan disebabkan adanya akar permasalahan yang perlu untuk diselesaikan. Temuan
pertama, kondisi Jawa Timur dengan wilayah yang sangat luas, menghadirkan permasalahan sendiri terkait jangkauan koordinasi masing-masing anggota, kedua
belum terbangunnya system terpadu pada MGBK yang ada di Kota/kabupaten.
Beberapa MGBK yang berada di tingkat kota/kab masih
rancu tidak terpisah jenjang (campuran) MA dan MTs tentunya hal ini jauh dari
kondisi ideal yang dikehendaki untuk mengembangkan system kinerja professional
tersebut, bahkan ada beberapa kota/kabupaten yang tidak terdapat MGBK sama
sekali. Ketiga, kemungkinan lain problem permasalahan organisasi
disebabkan adanya unsur perbedaan kultur budaya Mataraman, Gesikan, Arekan,
Tapalkuda, Madura, dll menghadirkan
pemahaman berbeda baik sikap dan sudut
pandang pemikiran masing-masing anggota.
Sehingga dalam hal ini perlu merumuskan solusi yang
tepat untuk memecahkan yang dihadapi MGBK MTs Jawa Timur mulai dalam proses mengidentifikasi
permasalah secara detail mencakup dukungan data, informasi, dan fakta yang
menyentuh akar permasalahan, rencana tindakan, dan mengambil keputusan
alternatif yaitu menggunakan strategi Arus Bawah dalam menata
meningkatkan keefektifan tata kelola organisasi. Dalam hal ini tentunya tidak
akan seratus persen dapat berubah totalitas, tetapi melihat perkembangan yang
terjadi, insyallah target sasaran kinerja professional akan dapat tercapai
secara maksimal.
C. Tujuan
Penggunaan strategi Arus Bawah dalam keefektifan
system tata kelola organisasi bertujuan secara spesifik dalam menghadapi
permasalahan yang dihadapi organisasi sehingga menghambat laju gerak MGBK MTs
Jawa Timur, antara lain kesulitan untuk koordinasi, organisasi belum sepenuhnya
professional, dan adanya perbedaan sikap serta sudut pandang pemikiran
masing-masing anggota.
D. Manfaat
Manfaat dalam strategi Arus Bawah tentunya diharapkan
dapat menciptakan suatu tatanan organisasi yang professional, dimana dapat
mereduksi permasalahan atau konflik yang terjadi di dalam organisasi karena
secara konseptual strategi ini mencoba menyerap sepenuhnya aspirasi anggota,
memudahkan koordinasi antar anggota, dan merubah perbedaan sikap dan sudut pandang berbeda
menjadi potensi yang melejitkan
professional organisasi
BAB II
METODE PEMECAHAN
MASALAH
Keefektifan roda gerak organisasi untuk berkembang
kearah baik tentunya membutuhkan berbagai langkah strategi yang inovasi kreatif,
Jones (1998) tahap siklus hidup organisasi dimana
organisasi mampu mengembangkan nilai kreasi dan kompetensi sehingga mendapatkan sumberdaya tambahan.
Pertumbuhan ini memungkinkan organisasi meningkatkan pembagian kerja dan
spesialisasi serta sekaligus mengembangkan keunggulan kompetitif. Mengarahkan perubahan kearah professional
merupakan kewajiban yang harus dilakukan dalam berorganisasi untuk mencapai
visi dan misi. Tentunya perubahan tersebut perlu mengadakan tinjauan yang lebih
mendalam mencakup factor internal perubahan kebijakan
kepemimpinan, perubahan tujuan, perubahan wilayah sasaran tujuan, perubahan
rutinitas kegiatan, dan perubahan sikap serta
perilaku anggota organisasi, sedangkan factor eksternal
memperhatikan politik, sosial, budaya, teknologi, demograpi, sosiologi.
Mempertimbangkan kedua factor tersebut, perlunya ada
manajemen pengelolaan organisasi yang baik dengan menata struktur organisasi
yang ideal dan mumpuni diberlakukan di MGBK MTs Jawa Timur, untuk target
pencapaian yang mendasar tersebut diharapkan ada pembaharuan dibidang SDM
(sumber daya manusia), etos semangat kerja, serta pemikiran yang lebih terbuka
dan menciptakan hubungan yang harmonis masing-masing anggota. Maka selaku Ketua
MGBK MTs kali ini mencoba merumuskan langkah-langkah yang ditempuh untuk
pencapaian sasaran kinerja orgnaisasi sekaligus secara khusus mengurai permasalahan
antara lain; pengkajian, identifikasi, komitmen perubahan, strategi dan
evaluasi.
A. Pengkajian
Peran MGBK MTs Jawa Timur sangat strategis fungsinya
untuk meningkatkan kompetensi guru BK MTs se Jawa Timur dalam beberapa kriteria
diantara, menguasai Kompetensi Pedagogik, menguasai teori dan
praksis pendidikan, Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis
serta perilaku konseli, Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling
dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan, Kompetensi Kepribadian, Beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih, Menunjukkan integritasdan
stabilitas kepribadian yang kuat, Menampilkan kinerja berkualitas tinggi,
Peran MGBK MTs
Jawa Timur yang sangat erat berhubungan dengan
organisasi berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan Kompetensi Sosial, Mengimplementasikan kolaborasi intern
di tempat bekerja, Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan
konseling, Mengimplementasikan kolaborasi antar profesi. Kompetensi Profesional,
Menguasai konsep dan
praksis penilaian (assessment) untuk memahami kondisi, kebutuhan,
dan masalah konseli, Menguasai kerangka teoretik dan praksis Bimbingan dan
Konseling, Merancang Program Bimbingan dan Konseling, Mengimplementasikan
Program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif, Menilai proses dan hasil
kegiatan Bimbingan dan Konseling, Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap
etika professional, Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam Bimbingan dan
Konseling.
Akan tetapi
permasalahan dilapangan banyak ditemukan
guru-guru BK yang masih bisa dikatakan
kurang dalam menguasai kompetensi-komptensi diatas, sehingga perlu dalam hal
ini penajaman peran dan fungsi MGBK dalam menciptakan kondisi kondusif dalam
mencetak guru-guru BK yang professional. Ironisnya sendiri banyak MGBK yang
tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sifatnya terkadang hanya berhenti di
tataran SK Pengurus semata. Tentunya dalam bahasan pengkajian ini dianalisis
lebih jauh beberapa kriteria yang dapat menempatkan MGBK pada posisi sebanrnya.
B.
Identifikasi
Indentifikasi merupakan
tindak lanjut dari langkah di awal yaitu pengkajian, temuan kelemahan yang
sering terjadi di suatu organisasi. Dalam pencapaian kearah organisasi
professional MGBK MTs Jawa Timur mengedepankan pemberdayaan kemapuan anggotanya
dalam hal ketrampilan kemanusian (human skill), Keterampilan Teknik (technical
skill), Keterampilan konseptual (conceptual skill), Keterampilan motivasi
(motivation skill), dan Keterampilan Informasi teknologi.
Keterampilan
kemanusiaan atau yang lebih terkenal dengan keterampilan berkomunikasi antar
manusia (interpersonal skills) adalah keterampilan yang seringkali diabaikan
oleh para pengurus, terutama bagi para pengurus yang baru naik jenjangnya dalam
organisasi. Keterampilan kemanusiaan ini sangat diperlukan untuk menjaga
hubungan baik dengan anggota maupun mitra kolaborasi. Dengan komunikasi yang
persuasif akan membuat anggota merasa dihargai dan mereka akan bekerja lebih
baik dan bersikap lebih terbuka kepada pimpinannya. Keterampilan teknis
merupakan bekal bagi para pengurus yang harus dikuasai. Keterampilan teknis ini
merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu yang berhubungan
dengan organisasi sekaligus difungsikan sebagai teladan untuk anggotanya.
Kemampuan
konseptual untuk merinci permasalahan
menjadi beberapa bagian yang lebih spesifik sehingga dapat dilihat kaitan
antara masing-masing bagian tersebut, serta mengetahui dampak dari setiap
permasalahan bagi orang lain. Kemampuan motivasi untuk memberikan dorongan pada
anggota, agar mereka dapat melakukan sesuatu sesuai dengan yang diperintahkan
tanpa mereka rasakan secara langsung, karena telah diberikan suatu motivasi
atau dorongan berupa rangsangan-rangsangan untuk menggairahkan dan menyemangati
melakukan pekerjaan. Terahkir adalah Keterampilan IT yang dalam hal ini
penguasaan mengolah informasi melalui teknologi seperti keterampilan mengoperasikan
computer, medsos, dan media IT lainnya.
C.
Komitmen
Perubahan
Komitmen sangat
memegang utama dalam perannya di organisasi, tanpa adanya komitmen maka tujuan
organisasi tidak akan tercapai. Begitu pula sebaliknya ketika pengurus tidak memperhatikan
komitmennya pada anggota hal itu akan berpengaruh penurunan kinerja atau
loyalitas anggota. Komitmen akan mengarahkan masing-masing anggota organisasi
untuk menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan menghasilkan
produktivitas yang tinggi. MGBK MTs Jawa Timur dalam hal ini mencoba menanamkan
komitmen sebagai milik bersama, salah satunya konsep strategi arus bawah yang
akan dikupas pada bagian Strategi. Komitmen ditargetkan pada adanya kesamaan
dan usaha mensukseskan beberapa target di antaranya; satu tujuan, tanggung
jawab dalam peran sesuai divisi spesifikasinya, kewenangan, fleksibilitas,
keseimbangan, kedinasmisan berorganisasi.
D.
Strategi
Gambar
diatas menguraikan system kinerja arus
bawah, korlap (koordinator lapangan) memegang kunci utama
dalam jalannya roda organisasi, korlap
menyerap masukan data dari anggota secara langsung sesuai dengan kebutuhan yang
update (terbaru) semisal kebutuhan workshop atau seminar sains BK. Korlap berperan juga sebagai penggerak massa
sesuai wilayah kerjanya. Di MGBK MTs Jawa Timur terdapat 8 wilker. Pegerakan
Korlap selain sebagai penyerap aspirasi, fungsinya memiliki peran ganda yaitu
sebagai humas informasi terbaru dari atas maupun dari bawah. Hal ini menjawab
permasalahan tertulis dalam perumusan masalah bab I dimana kebutuhan
masing-masing regional di Jawa Timur berbeda-beda serta memiliki
pendekatan sikap serta budaya yang berbeda.
Tetapi dalam bergerak korlap tidak bisa secara langsung, setidaknya usulan yang
masih mentah dari anggota perlu dirumuskan konsep dan teknisnya pada bagian koordinator
seksi (sie) untuk menjadi suatu kegiatan.
Dari
konsep sinergi kedua langkah dibawah ini, sudah dapat dipastikan pemberdayaan
peran posisi bawah sangat bermanfaat karena target sasaran yang dirumuskan
tidak akan mengenal bahasa mubazir (sia-sia). Hal ini lah yang disebut tata
kelola arus bawah, dengan memulai kegiatan keorganisasian dengan
mengangkat atau menindak-lajuti permasalahan dan kebutuhan di akar rumput.
Setting (lokasi) pelatihan sendiri dapat dilaksanakan sendiri-sendiri tanpa
terpusat di satu lokasi tempat. Gambaran sederhana model desain ini hampir sama
dengan system Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Tetapi
perbedaan dalam otoda adalah di kewenangan, system arus bawah mengarahkan
korlap dan sie hanya sebatas mengusulkan
dan menyusun konsep pelatihan, selebihnya pengambilan keputusan diambil
perannya oleh pengurus harian
berdasarkan musyawarah bersama seluruh anggota. Desain demikian lebih menyentuh
pada tataran penghargaan potensi anggota selain dikatakan demokratis,
Permasalah
kedua kesulitan dalam korrdinasi karena jangkauan wilayah yang luas melalui
system arus bawah ini dapat dengan mudah teratasi, dan sebelumnya dianggap oleh
banyak orang terkait hal tersebut menjadi kendala jalannya roda organisasi
malah fakta berbicara terbalik, dengan keanggotaan yang terdiri dari seluruh
perwakilan kota/kabupaten memudahkan kegiatan MGBK MTs Jawa Timur lebih
majemuk dan berinovasi dalam berkarya.
BAB III
PELAKSANAAN DAN
HASIL YANG DIPEROLEH
Kurun waktu setelah
dibentuk pada tanggal 16 September 2019 dengan nomer SK Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur nomer 1265 tahun 2019 tentang penetapan
pengurus MGBK MTs Provinsi Jawa Timur melalui system tata kelola Arus bawah
telah menghasilkan beberapa kegiatan, baik mengarah pada peningkatan kompetensi
guru, kepedulian sosial dan mendukung
kebijakan Kementerian Agama dalam program GERAMM, GELEM, dan Deradilisasi.
Berikut rincian program kegiatan yang
telah dilaksanakan oleh MGBK MTs Provinsi Jawa Timur dan sekaligus program
sasaran rencana kedepan.
1. Program
Penyusunan buku berjudul “Jangan Pernah Berhenti Mengajar”
Hasil
terbitan buku antalogi penulis terdiri dari guru-guru BK MTs Jawa Timur untuk
medukung program GELEM dan dalam rangka menyambut hari guru nasional ke 74.
Buku terbit dua hari sebelum hari guru 25 Nopember 2019. Usaha MGBK MTs Jatim
untuk berkarya menambah sumbangsih di dunia Pendidikan dirilis mulai tanggal 15
Oktober 2019.
2. Pengabdian
Sosial Trauma Healing
Bentuk pengabdian MGBK MTs Jatim terhadap
masyarakat dibuktikan dengan turut serta dalam kegiatan bantuan sosial yang
mengalami kesusahan.
3.
Jambore Literasi
Jambore literasi merupakan pekan ilmiah yang
dikonsep secara gembira. Kegiatan tergolong kategori baru, pertama ada di
Indonesia dan tentunya hal ini adalah suatu kebanggaan. Kelas pelatihan terbagi
menjadi dua sesi yakni tatap muka dan online. Alhamdulillah kegiatan berjalan
dengan sukses tanpa halangan, pemanduan online hingga sekarang masih aktif yang
dipandu dalam group WA.
4. Penyusunan
Buku Moderasi Beragama
Penyusnan
buku ini diharapkan untuk membuktikan kesungguhan MGBK MTs Jatim turut
sepenuhnya mendukung program Kementerian Agama dalam skala priortas
Deradikalisasi. Bahkan yang menarik awal semula hanya ditujukan pada guru-guru
BK MTs Jatim, kurun waktu diinformasikan justru menarik perhatian pihak diluar
ikut serta menulis ketika di sharing informasi peluang menulis. Mulai dari
jenjang dasar SD/MI hingga dosen-dosen di perguruan tinggi turut serta menyumbang tulisan. Bahkan
ada beberapa pejabat di kementerian agama diluar tenaga Pendidikan ikut serta
memnyumbangkan opini.
Wacana
pembuatan kartu anggota dan seragam resmi MGBK MTs Jawa Timur
Dalam
rapat yang di selenggarakan di aula Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa
Timur pada tanggal 30 Nopember 2019 yang didamping oleh bapak Kasi Kesiswa
mengagendakan pembuatan kartu anggota. Tujuan dari pembuatan kartu adalah
kemudahan untuk menghimpun database guru BK di MTs se Jawa Timur, sehingga akan
diketahui berapa kebutuhan riil sebaran guru BK, berapa yang belum pernah
mengikuti diklat yang diselenggarakan oleh instansi Lembaga pelatihan. Selain
rencana pembuatan kartu anggota, kesempatan yang sama secara resmi disepakati
corak baju seragam guru-guru BK di MTs se Jawa Timur dengan ucapan simbolik
penyerahan baju resmi pada bapak Kasi Kesiswaan.
BAB
IV
SIMPULAN
DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Strategi arus bawah dalam hal ini dapat dikatakan
menjadi salah satu strategi yang efektif untuk menghidupkan kondisi kedinamisan
organisasi bergerak, dimana metode
digunakan sebagai satu cara mendapatkan bagaimana (how) agar potensi baik SDM dalam organisasi, waktu efektif yang
tersedia, dapat dimanfaatkan dengan
tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan efektif dan
efisien pula, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal.
Sebagai bentuk perencanaan perubahan (planned change)
oraganisasi, perlu mempertimbangakan kemampuan pemimpin yang Tangguh, hal ini
bertujuan untuk meningkatkan keefektifan
kerja dan kesehatan organisasi, dapat dilakukan dengan metode intervensi
berencana terhadap proses dalam organisasi dengan memanfaatkan teori-teori
perilaku organisasi, Organisasi hendaknya berorientasi pada pelaksanaan kerja
dan dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan, serta memperhatikan peningkatan
profesionalisasi kerja (reward, spesialisasi, identitas, responsbelitas,
akuntabelitas) didalam organisasi.
Pengembangan oragnaisai dapat diartikan sebagai
antisipasi adanya perubahan peran dan tujuan organisasi yang semakin komplek
dan rumit, bervariasinya tuntutan yang
diberlakukan untuk standar organisasi, memungkinkan adaptasi terhadap
perkembangan iptek yang semakin canggih, munculnya bentuk organisasi model baru (kompetitor), Perubahan pandangan terhadap konsep manusia
(tidak hanya sebagai unsur produksi, tetapi harus lebih dimanusiawikan/ sebagai
aset organisasi).
Pada dasarnya strategi arus bawah bertujuan untuk meminimalkan gesekan perbedaan dalam memahami
tujuan berorganisasi, adanya komunikasi yang kurang/tidak harmonis, mencegah konflik
yang di diamkan/latency, mengatasi kerjasama yang kurang baik, persaingan yang
kurang/tidak sehat, pengambilan keputusan yang salah, respon yang lamban
terhadap perubahan, dan rendahnya motivasi
B. Rekomendasi
Perlu adanya pengembangan lebih lanjut implentasi
dilapangan strategi arus bawah, strategi pengembangan diharapkan dapat meningkatkan prestasi keseluruhan dari
anggota organisasi, memudahkan pemecahan masalah dalam pekerjaan (ditempat kerja)
dan meningkatkan mutu keputusan, mengadakan perubahan-perubahan yang lebih
efektif, mengurangi pertentangan yang sifatnya merusak dan membuatnya menjadi
lebih efektif, dan meningkatkan keterlibatan sesuai tujuan organisasi, serta
terpeliharanya kerjasama diantara anggota organisasi dalam pekerjaan
pengembangan organisasi dengan melibatkan dukungan moril, harapan dan
kreativitas/inovasi.
DAFTAR PUSTAKA
Jones,
Gareth R. 1994, Organization Theory, Text and Cases, Second Edition.
Addision-Wesley Longman Publishing Company, Inc, Unitet State of America.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar diharapkan bersifat membangun dalam rangka pengembangan keilmuan Bimbingan dan Konseling. Kami sampaikan terima kasih