Rabu, 06 Juli 2016

Mengenal Konselor Sebaya

Penggunaan sebutan “Konselor Sebaya” hingga sekarang masih pro maupun kontra dikalangan guru Bimbingan Konseling. Ada berbagai alasan sebenarnya akan tetap yang sangat mendasar antara lain; bahwa istilah “konselor” adalah salah satu gelar bagi tenaga profesional Bimbingan Konseling yang telah menempuh pendidikan khusus profesi konselor, sehingga tidak mudah begitu saja digunakan oleh siapa-pun termasuk guru BK yang telah lulus S1 reguler maupun penyetaraan dan harus adanya keterikatan aturan yang telah dibuat oleh Perguruan Tinggi pencetus program ini atau dengan kata lain ada keterikatan kode etik tertentu. Berbicara tentang profesi ini sendiri juga menimbulkan pro-kontra diatara kalangan pendidik yang berlatar belakang S1 Bimbingan Konseling (Psikologi Pendidikan dan Bimbingan). 

Sarjana S1 BK tidak bisa serta merta disebut konselor jika tidak memenuhi aspek pendidikan pelengkap keprofesian BK, Sarjana BK usai menempuh perkuliahan strata satu maka gelar yang di dapat adalah Sarjana Pendidikan disebut S.Pd dan baru bisa menggunakan gelar S.Pd, Kons jika mau menempuh pendidikan tambahan minimal 1 tahun di pendalaman materi perkuliahan teoritis serta pratikum. Terselip tanda tanya besar, hal apakah yang meragukan lulusan S1 BK untuk memakai sebutan “Konselor”.

Merujuk dari fenomena tersebut, maka tidak mengherankan jika peluncuran konselor sebaya menuai kritik keras dari berbagai pihak. Jangankan sebutan tersebut disandang oleh siswa, disandang oleh guru BK S1 saja masih diperdebatkan, alhasil masih banyak teman-teman seprofesi yang enggan untuk menjalankan program edukasi ini. Terlepas dari polemik baik pro maupun kontra, saya akan mencoba mengulas sekilas tentang konselor sebaya, selanjutnya biar-lah para pembaca untuk ber-opini baik secara teori dan implementasinya. Syukur-syukur jika ada yang sedia ber-improvisasi dalam pengembangan program yang dapat diterima oleh seluruh publik.

Tulisan ini, akan mengulas ulang dari pemaparan instasi dinas pendidikan Surabaya, yang saat ini menjadi motor penggerak program. Berbagai materi akan disajikan secara terstruktur, modul, jadwal dan sistematika keorganisasian konselor sebaya. Saya pribadi sebenarnya ingin menambahkan berbagai materi pembekalan akan tetapi oleh sang pemegang lisensi belum diperkenaankan, dengan alasan yang masuk akal. Program ini tergolong baru, sehingga membutuhkan persamaan presepsi antar guru Bimbingan Konseling yang bertugas sebagai pembina, baik materi maupun strategi implementasi. Beda lagi jika sudah tertata rapi dan teroganiser, justeru pengembangan sangat diharapkan.

Baik-lah mungkin para pembaca sudah tertarik melihat program edukasi ini, nama panjang program ini adalah PELAJAR PENGGERAK PERUBAHAN KOTA SURABAYA, nama yang disiapkan sebagai pengganti sebutan Konselor Sebaya di awal rilisan sekaligus antisipasi protes dari para konselor sesungguhnya. Mohon maaf jangan ada peresepsi saya menghujat keprofesian Bimbingan Konseling. Jelas sudah sangat berbeda jangkauan serta subtansi keilmuan konselor sebaya dengan konselor sesungguhnya, dan saya mengetahui hal tersebut. Program konselor sebaya ini adalah sebutan yang mudah diterima oleh kalangan awam seperti halnya program dokter kecil, apakah yang aktif di dokter kecil adalah dokter sungguhan? Tentu bukan pastinya.

Latar Belakang program di cetuskan
  • Beragamnya permasalah remaja, bagi seorang konselor atau guru BK pasti akan mengetahui berapa vital dan urgensi penanganan kasus dikalangan remaja segera untuk dituntaskan. Berbagai cara saat ini telah ditempuh memang berhasil akan tetapi mampu-kah jumlah guru BK dengan rasio 1:150 bisa maksimal dalam penanganan kasus dalam waktu yang singkat? Mengacu pada teori perkuliah bahwa remaja adalah masa terjadinya badai dan topan. Repotnya lagi setiap remaja pasti mengalami hal serupa dalam tugas perkembangannya.
  • Pelajar butuh teman curhat dan lebih memilih curhat ke teman sebayanya, maaf untuk rekan-rekan seprofesi bukan mengecilkan kemampuan dari para konselor sekolah akan tetapi fenomena seperti ini seringkali terjadi. Enggan datang ke ruang BK jika ada masalah, mungkin malu kuatir di anggap siswa bermasalah (masih ada opini salah di masyarakat BK adalah tukang hukum), profil guru BK yang kurang familiar (masih ada sebagian guru BK di sekolah-sekolah yang bukan berlatar belakang sarjana BK) sehingga pendekatan-pendekatan semakin menjauhkan diri hubungan persahabatan dengan siswa. Apakah kondisi curhat ke teman saat ada masalah memerlukan kontrol penuh? Ada filsup di jawa, bahwa galangan kalah dengan golongan. Pendidikan yang ditanamkan oleh keluarga bisa dikalahkan oleh komunitas sepermainan, bagaimana jika siswa curhat ke teman terus disarankan ke arah pergaulan negatif? Mengkonsumsi miras misalnya, ini lah letak konselor sebaya difungsikan agar memberikan tauladan yang baik bagi teman-temannya.
  • Membekali Skill Problem Solving siswa, program ini disiapkan agar siswa mampu mengembangkan teknik-teknik dalam menyelesaikan masalah baik diri sendiri maupun memberikan bantuan pada teman-temannya yang bermasalah. Setidaknya dengan seperti ini siswa yang tergabung dalam konselor sebaya mampu mengarahkan komunitasnya kearah penyelesaian yang bersifat positif.

Tujuan Program
 1. Membantu BK meminimalisir permasalah remaja
2. Penjadi pelopor perubahan siswa ke arah positif

Manfaat Program Konselor Sebaya
Bagaimana dengan manfaat program ini, ada yang menarik dan tentu saja baru dalam dunia pendidikan. Manfaat ini sebenarnya sudah tidak asing karena aspek yang ditinjau tidak terlepas dari profil seorang pendidik yakni guru. Menjadi unik saat aspek tersebut digeser pada peran siswa, baik lah saya bahas kriteria manfaat yang di dapat jika program konselor sebaya ini berjalan.

Bagi Diri Sendiri (siswa)

1. Melatih kepekaan dan empati sosial
2. Melatih kemampuan berkomunikasi
3. Menjadi Agent of Change (teladan dan motivator pada sikap posif siswa keseluruhan)

Bagi Sekolah

Sekolah mempunyai jaring pengaman yang dapat menjadi alarm dini mengenai hal-hal yang terjadi pada siswa di sekolah

Bagi Masyarakat

Berpartisipasi dalam menurunkan angka kenakalan remaja

Struktur Mekanisme Pelatihan Konselor Sebaya

Konselor sebaya dimasukan dalam kegiatan ekstrakulikuler sekolah secara khusus . Peran Konselor Sebaya adalah pioner dalam melaksanakan kegiatan ekstra di sekolah masing-masing. Dengan kata lain mereka bisa hadir dalam setiap moment kegiatan ekstra untuk sasaran kerjanya yaitu melatih siswa lain sebagai pelajar penggerak perubahan.

Kegiatan ekstra dilaksanakan setiap 2 minggu sekali 1 (satu) modul, tiap modul di implementasikan dilapangan. Pihak sekolah boleh berkreasi tentang cara penyampaian modul agar lebih mudah diterima. Pelaksanaan akan di dampingi langsung oleh tenaga profesional yang akan berkeliling ke sekolah-sekolah untuk pelatihan langsung.

Materi Modul (Klik tulisan miring tebal untuk unduh modul dalam tiap bab)

Modul ini membahas tentang pentingnya sebuah kelompok, dinamika kelompok, dan pembentukan sebuah kelompok dengan topik kerelawanan dan tanggung jawab sosial.

Modul ini membahas tentang perkembangan manusia, reproduksi dan seksualitas, puberitas, body image, sehingga siswa mampu mengidentifikasi potensi permasalahan yang mungkin terjadi dan menyiapkan diri dalam menghadapi permasalahan tersebut.

Modul ini membahas tentang penguatan dan pemahaman terhadap pengenalan diri sendiri. Mengenali potensi diri, meningkatkan kesadaran diri, rasa percaya diri, mengetahui dan memahami siapa dirinya, dan apa yang diinginkannya serta dapat menghargai perbedaan antar individu, sehingga siswa mampu mendapatkan dukungan keluarga dan lingkungan sosialnya untuk mencapai cita-cita.

Modul ini membahas tentang hak dan kewajiban anak serta implementasinya, aturan hukum positif bagi anak dengan topik kesadaran diri dan entitas, cita-cita, konvensi anak.

Modul ini membahas mengenai teknik mengembangkan hubungan antar individu dengan keluarga, teman, hubungan khusus, dan menjaga hubungan baik satu sama lain.

Sesi ini memberikan penguatan dan pemahaman terhadap pengenalan diri sendiri, keluarga dan lingkungan sehingga siswa mampu menempatkan nilai pribadi dalam nilai di masyarakat maupun kelompok.

Modul ini membahas tentang ketrampilan menghadapi dan mengatasi masalah. Mengajak siswa untuk menggunakan pikiran yang kreatif dan logis dalam menyelesaikan masalah.

Sesi ini merupakan sesi yang akan membahas tentang cara-cara melalkukan perawatan diri. Sehingga siswa mengetahui pilihan tindakan untuk merawat dan menjaga kesehatan diri.

Modul ini akan membahas tentang seputar norma dan budaya di sebuah masyarakat dengan peran jenis kelamin, hubungan laki-laki dan perempuan, kesetaraan berbasis gender serta memperlihatkan cara mencegah dan mengatasi berbagai kekerasan dalam, termasuk domestik pelecehan seksual dan pemerkosaan, serta penyalahgunaan narkoba dan alkohol.

Sesi ini akan membahas tentang persiapan pengembangan karir yang di dalam prosesnya di awali dengan perencanaan karir dalam proses berkelanjutan sehingga siswa memahami dan melakukan penilaian diri serta mempunyai pengetahuan dan pemahaman pekerjaan.

Bagaimana menilai kefektifan kinerja Konselor Sebaya sebagai Pelajar Pelopor Penggerak Perubahan?

Berikut saya siapkan materi khusus hasil kerja bareng saya bersama tim MGBK kota Surabaya dalam mengkonsep struktur keorganisasian berserta evaluasi program. Masih bersifat draff dan belum di acc oleh Dinas Pendidikan, akan tetapi jika ada yang ingin memberikan tambahan atau suntikan wacana ke depan sungguh saya ucapkan terima kasih. UNDUH FILE
Semoga tentang kajian konselor sebaya bisa bermanfaat, salam Ndoro Demang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar diharapkan bersifat membangun dalam rangka pengembangan keilmuan Bimbingan dan Konseling. Kami sampaikan terima kasih