Sejauh ini kita pernah mendengar tentang psikodrama di bangku kuliah, banyak teori yang berkembang membicarakan hal ini, diketahui psikodrama adalah salah satu bagian dari pendekatan-pendekatan strategi yang ada didalam layanan Bimbingan dan Konseling, untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi peserta didik. Memang belum ada buku secara khusus yang mengupas delik teori psikodrama sejauh ini yang pernah ditemui, akan tetapi keberadaannya seringkali inklut dalam teori-teori bimbingan maupun konseling. Bagaimana dengan prakteknya, hampir nyaris tidak ada.
Saya secara khusus tidak tertarik untuk mengurai apa itu psikodrama, tujuan psikodrama, manfaat psikodrama, dll. Karena hal tersebut telah banyak didapat dari bimbingan dosen-dosen kita di perguruan tinggi. Pada dasarnya, psikodrama dapat ditinjau dari berbagai aspek keilmuan. Bahkan tidak memunafikan diri bahwa psikodrama bukan hanya milik Bimbingan dan Konseling (salah satu terapan ilmu psikologi). Penggunaan psikodrama dapat masuk dalam ranah yang lebih luas dan terpenting pasti mengarah pada usaha pencegahan atau penyembuhan mencakup problem kejiwaan, karakter, kepribadian, dll.
Dalam dunia psikologi non pendidikan, seperti psikologi sosial, klinis, dll psikodrama efektif sebagai salah satu bentuk psikoterapi, ambil contoh seperti program rehabilitasi pengguna narkoba, bimtaq narapidana, kelainan seksual, traumatis, dll.
Menyingkat waktu, dalam hal ini fokus pembicaraan hanya pada ranah pendidikan. Tentu saja tidak menutup kemungkinan akan muncul permasalahan yang kompleks. Temuan dilapangan dijumpai beragam problematika yang dihadapi siswa, antara lain : asmara, narkoba, orangtua, lingkungan tinggal, interaksi sosial, dll. Dalam beberapa tayangan video yang akan dapat pembaca lihat nanti adalah beberapa cuplikan dokumentasi yang saya miliki. Rekaman video ini terjadi 1 tahun yang lalu, baru di upload sekarang karena adanya permintaan dari teman seprofesi dan mendapatkan izin dari peserta didik. Tidak bermaksud menyalahi kode etik profesi konselor, semua murni untuk pengembangan sains karena adanya tinjauan yang tidak berimbang antara teori dan implementasi di lapangan, mohon maaf tanpa merendahkan kredibilitas kemampuan guru Bimbingan dan Konseling. Masih banyak yang awam terhadap pendekatan ini. Untuk itu, akan dibahas bagaimana cara menggunakan psikodrama dalam layanan klasikal BK di kelas. Jika ada masukan dalam pengembangan teori dan praktek psikodrama dari teman-teman akan sangat berharga tentunya, karena kita disini sama-sama dalam tahap belajar.
Tutorial Psikodrama
Bagaimana cara mempraktekan untuk layanan klasikal? Pertama dibutuhkan syarat mutlak yaitu guru Bimbingan dan Konseling harus memberikan informasi pada siswa peserta didiknya mulai dari tujuan, manfaat, suport serta penguatan psikis, seting permasalahan, dll terkait aspek pribadi siswa. Kedua yaitu pengendalian kelas, guru Bimbingan dan Konseling harus mampu memanajemen kelas dengan baik. Hal yang terkecil dan sederhana sekalipun tidak boleh ditinggalkan, seperti penataan bangku, kemampuan menjadi fasilitator diskusi yang baik, kemapuan membuat notulen lisan (merangkum pernyataan siswa) agar mudah dipahami audien. Tidak menutup kemungkinan, bahasa verbal maupun non verbal saat pentas karena dipengaruhi emosi akan sulit di cerna oleh audien. Selebihnya untuk skill penguasaan kelas, percaya penuh pada bapak/ibu guru lebih senior dibandingkan saya.
Paling terpenting yang diperhatikan adalah langkah ketiga, pembaca harus menguasai teknik dasar seni bermain peran dan mengajarkan pada siswa agar pentas drama nanti dapat berjalan dengan lancar. Bagaimana jika tidak menguasai? Tidak perlu berkecil hati, disini saya sediakan cara ketika di awal memberikan instruksi praktek psikodrama. Silakan diputar dikelas bapak/ibu masing-masing, akan tetapi mohon maaf karena bukan tukang shooting profesional maka video terlihat buram, gelap dan kurang menyakinkan.
Dalam tayangan diatas masih bersifat cara penguasaan peran, belum muncul proses interaksi. yang tidak boleh bapak/ibu lupakan adalah bagaimana cara membuat peran audien sebelum, saat dan usai pentas psikodrama bisa maksimal. Semua harus dipersiapkan matang, khususnya terkait interaksi sosial dan keefektifa komunikasi di dalam kelas.
Untuk tahap terahkir hal-hal yang diperhatikan, adalah kemampuan guru Bimbingan dan Konseling dalam menetraliser dampak psikis yang akan dihadapi siswa, jika merasa tidak mampu atau kurang yakin, mohon maaf disarankan agar jangan coba-coba menggunakan pendekatan ini, karena akan berimbas buruk pada peserta didik. Bisa jadi rasa traumatis yang dihadapi akan menjadi tambah parah bukan malah sembuh, koordinasikan terlebih dahulu dengan tim partner di sekolah masing-masing sebelum mencoba pendekatan psikodrama. dalam langkah kelima ini, guru BK diminta juga untuk mampu memberikan bimbingan, meluruskan hal yang di anggap melenceng dari norma berlaku dengan menghindarkan vonis bersalah pada siswa. Untuk teknik seperti ini, saya optimis mudah sekali dilakukan oleh teman-teman seprofesi jadi tidak perlu mengupasnya kembali.
Bagaimana Jika Pentas Gagal
Gagal bukan segalanya, baiklah disini akan di sampaikan video ketika tidak seperti diharapakan. Jangan berkecil hati, kegagalan dapat disebabkan karena kurangnya pemahaman pada peserta didik tentang informasi psikodrama. Untuk itu peran guru Bimbingan dan Konseling, bukan menghentikan layanan melainkan menambah penjelasan lebih jauh informasi tentang psikodrama.
Selamat mencoba, dan tetap semangat tentunya karena kegagalan adalah salah satu proses keberhasilan yang tertunda.
Ayo Melihat Tayangan Psikodrama
Amat disayangkan, keterbatasan kuota internet dan lamanya loading terpaksa harus memotong durasi tayang, maksimal cuma 10 menit dari durasi aslinya. Mohon kiranya untuk tidak menjadikan kecewa saat menonton video ini. Dan tayangan ini merupakan beberapa video yang berhasil di uplaod dalam youtube, sisanya masih tersimpan di dalam latop. Perlu di ingat, video bukan untuk tayangan komersil, cemoohan, dll karena murni bersifat pengembangan keilmuan. Dimohon tidak menyalah-gunakan untuk hal-hal yang sifatnya merugikan.
Video kesatu, kedua, ketiga, keempat dan kelima memiliki latar belakang berbeda. Diharapkan untuk disaksikan kesemuanya, sebagai pembanding. Tidak hanya berbeda di latar belakang masalah melainkan ada perbedaan yang muncul juga dari reaksi pada audien di dalam kelas.
Dalam psikodrama ini seperti muncul fenomena baru yaitu “adanya konseling dalam bimbingan”. Maaf sedikit ngelantur untuk yang fenomena tersebut, tapi mungkin ada pemahaman yang sama dari pembaca jadi saya sampaikan saja.
Kritik, masukan, dan saran silakan dituliskan pada kolom komentar. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk pengembangan keilmuan Bimbingan dan Konseling. Atas perhatiannya di sampaikan terimakasih.
Salam dari kami BK makin jaya!!!
Pak mau tanya Sumber buku tentang psikodrama apa?
BalasHapus