Sabtu, 23 Juli 2016

Berbagai Paparan Penelitian Tentang Belajar

 1.  Umum

Pada umumnya kebanyakan orang berpendapatan bahwa belajar hanya bisa diobservasi secara tidak langsung melalui perubahan tingkah laku sehingga untuk mendalami studi tentang belajar, orang harus mempelajari/mengobservasi tingkah laku.
Beberapa ahli berpendapat bahwa sebetulnya untuk studi tentang learning lebih baik dilakukan di lapangan/field (Naturalistic Observation) daripada di laboratorium.
Ada beberapa kelemahan studi di lapangan:
  1. Studi di lapangan situasinya sangat kompleks, sehingga sukar dilakukan observasi secara cermat & mencatat secara tepat.
  2. Ada kecenderungan pengamat mengklasifikasikan kejadian-kejadian dalam suatu kelompok.


STEVENS (1951) mengatakan  :

Suatu ilmu berusaha mendapatkan kejelasan dari suatu persoalan dengan cara menyesuaikan  (aformal system of symbol) seperti bahasa, matematika logika dan sebagai-nya, dengan pengamatan-pengamatan secara empiris. Masalah-masalah dalam ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang terbuka bagi umum, jadi setiap orang  boleh menguji kebenaran ilmu tersebut dan mencari kesalahan ilmu tersebut, tetapi sesuatu yang tidak ilmiah belum tentu salah karena kadang-kadang suatu ilmu tidak bisa dibuktikan secara empiris. Ilmu pengetahuan juga bukan merupakaan sesuatu yang rahasia dan bukan merupakan peristiwa yang unik.

Semua ilmu pengetahuan berusaha mendapatkan hukum-hukum/dalil-dalil (scientific law), yaitu suatu hubungan yang bisa dibuktikan secara konsisten antara dua atau/ lebih gejala atau peristiwa, sehingga teori ilmu pengetahuan mempunyai dua aspek   :

  • Aspek formal  ; termasuk kata-kata, simbol, dan sebagainya.
  • Aspek empiris  ; dalam suatu teori ternyata sangat kompleks, sehingga se-ringkali bagian formal dari teori bisa memberi kejelasan ataupun kesalahan dalam prediksi.

Seringkali dalam ilmu pengetahuan ditemukan suatu teori itu baik atau benar, tapi seringkali berlawanan dengan kaidah ilmu pengetahuan atau test eksperimental.

Dalam Psikologi umumnya teori-teori itu didukung oleh riset-riset, misalnya riset tentang hubungan antara deprivasi makanan (lapar) dan rate of learning.  Diketahui bahwa antara tingkat deprivasi makanan dengan performance belajar  terhadap tugas-tugas tertentu ternyata ada hubungannya, dan tidak hanya lapar saja tapi dicoba dengan haus dan rate of learning. Ternyata hasilnya menunjukkan bahwa bila water deprivation (haus) makin meningkat maka proses belajar semakin cepat, atau proses belajar makin singkat.

Disimpulkan bahwa deprivasi bisa meningkatkan dorongan atau drive.  Jika binatang dengan drive yang kuat akan menghasilkan proses belajar yang lebih cepat daripada binatang dengan drive yang lemah.  Pada manusia itu antara lain disebut  :

-       need for achievement
-       need for actualization

Variable-variable ini biasanya digunakan dalam mencari hubungan dalam hal belajar.

Dalam kita memandang teori sebagai perangkat kerja dalam suatu riset, maka  :

Sebaiknya kita tidak memandang teori tersebut benar atau salah, tetapi sebaiknya dipan-dang apakah teori tersebut berguna atau tidak.  Bila suatu teori ternyata tidak bisa membuktikan/menjelaskan fakta maka, sebaiknya digunakan teori baru. Bila hipotesa dari suatu teori itu ditolak (tidak terbukti) maka teori itu lemah, perlu direvisi. Dalam memilih suatu teori, ada  prinsip parsimoni (prinsip ekonomi) yaitu  :

Sekiranya ada dua teori yang sebanding efektifitasnya, tetapi teori yang satu lebih sederhana dan yang lain lebih kompleks, maka sebaiknya digunakan teori yang pertama (yang lebih sederhana).

2.  Eksperimen Dalam Belajar

      Langkah-langkah eksperimen dalam Psikologi Belajar   :

  • Menentukan subyek matternya. Riset belajar dimulai dari definisi umum belajar atau deskripsi dari fenomena yang akan diteliti. 
  • Berusaha memperhatikan kondisi-kondisi khusus yang mempengaruhi fenomena-fenomena yang terjadi.
  • Menyusun definisi operasional, supaya teori yang dipakai lebih jelas sehingga bisa dilakukan pengukuran.
  • Harus diingat bahwa dalam eksperimen terkandung dependent variable dan independent variable.

      Beberapa keputusan yang harus diambil dalam eksperimen belajar  :

  • Aspek-aspek apa dari belajar yang akan diselidiki, di sini dicari teori-teori belajar yang akan dipakai oleh peneliti. Seorang peneliti dapat meneliti belajar di laboratorium, maupun di lapangan. Peneliti dapat meneliti kondisioning klasik, kondisioning instrumental, pemecahan masalah, pembentukan konsep, belajar verbal, atau-pun motorik, dan sebagainya. Suatu teori akan membuat perincian mengenai kondisi yag dibutuhkan agar belajar berlangsung, tetapi semuanya tergantung pada peneliti untuk memilih kondisi-kondisi yang diteliti.
  • Apakah kita meneliti proses belajar dari seseorang (subyek) secara mendalam/ intensif mengenai keadaan subyek eksperimen tertentu (idiographic technique) atau kita akan meneliti sekelompok subyek untuk memperoleh performance rata-rata dari subyek tersebut (nomothetic technique).
  • Apakah kita akan menggunakan subyek manusia atau binatang.  Binatang lebih banyak dipakai dalam eksperimen, karena (Hergenhan & Olson, 1997)  :
  1. Pengalaman belajar binatang masa sebelumnya dapat dikendalikan, sedangkan pada manusia tidak dapat, sehingga pengalaman pada manusia dapat mengganggu proses belajar yang sedang ditelitui.
  2. Subyek manusia seringkali berpura-pura, tidak menunjukkan yang sebenarnya, ingkar janji, sedangkan binatang tingkahnya bisa dikontrol.
  3. Seringkali eksperimen di bidang belajar berlangsung lama sehingga menjadi membosankan.  Subyek manusia seringkali tidak tahan dengan eksperimen yang menjenuhkan, sedangkan binantang tidak ada masalah.
  4. Seringkali eksperimen belajar menguji efek genetik, sehingga hanya pada binatang dimungkinkan memanipulasi latang belakang genetiknya, pada manusia tidak mungkin.
  5. Eksperimen belajar sering menguji pengaruh obat tertentu terhadap belajar.
  6. Eksperimen belajar sering melakukan operasi/pembedahan otak.
  7. Bila subyeknya manusia sering ingkar janji untuk mendatangi salah satu sesi eksperimen.

Tambahan : (1) kemungkinan terjadi efek plasebo, hewan tidak punya motivasi un-tuk menyenangkan hati peneliti, (2) kemudahan (convenience) : mudah dan murah pemeliharaannya, (3) partisipasinya teratur, (4) hewan peliharaan akan lebih mudah dikendalikan (Mazur dalam Hastjarjo, 1999). 
  • Apakah penelitian korelasi atau eksperimental
  1. R-R law (repon-respon law) – Korelasi
  2. S-R law (stimulus-respon law) - Eksperimental
  • Independent variable mana yang akan diteliti. Pada awalnya belajar akan didefinisikan secara operasional. Selanjutnya memilih variable independent yang relevan dengan variable dependen yang telah dipilih. Contoh variabel independent dalam penelitian belajar :  jenis kelamin, usia, inteligensi, interval penyajian stimulus satu dengan lainnya, dsb. Pemilihan variable independent biasanya dipandu oleh teori.
  • Sampai sejauhmana (level) independent variable akan diselidiki.
misal : dalam menentukan umur. Dalam hal ini yang perlu dipertimbangkan adalah level variabel independent tersebut akan mempunyai efek yang signifikan terhadao variabel dependen.
  • Menentukan dependent variable
misal : score test, kecepatan, waktu menyelesaikan masalah, laju merespon, latensi, dsb.
  • Analisa data dan interpretasinya. Metode statistik yang tersedia sangat banyak, tinggal memilih metode analisis yang sesuai.

Keputusan yang diambil harus memperhatikan topic apa yang akan diteliti, subjek yang akan dipakai, variabel independent-dependen yang dipilih, pendekatan apa yang dipakai untuk menganalisis dan menginterpretasi, arbitrary : biaya, nilai praktis, orientasi teooritis, aspek pendidikan dan sosial, peralatan dan sebagainya. Observasi alamiah tidak bisa dikontrol secara tepat, lain dengan eksperimen di laboratorium.

Segi positif eksperimen di laboratorium  :
Peneliti bisa mengontrol situasinya sehingga bisa menguji secara sistematis beberapa kondisi yang berbeda dan bagaimana pengaruhnya pada belajar.

Segi negatif bereksperimen di laboratorium  :
Situasi di laboratorium sering dikatakan artificial, yaitu sangat berbeda dengan situasi sebenarnya/keadaan nyata, sehingga generalisasinya sangat sulit diterapkan dalam situasi nyata, karena situasi laboratorium merupakan situasi buatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar diharapkan bersifat membangun dalam rangka pengembangan keilmuan Bimbingan dan Konseling. Kami sampaikan terima kasih