Pengantar
TAT merupakan suatu teknik proyeksi yang digunakan untuk mengungkap dinamika kepribadian yang tampak dalam hubungan interpersonal dan dalam apersepsi terhadap lingkungan
TAT merupakan suatu metode untuk mengungkap dorongan, emosi, sentiment, kompleks, serta konflik-konflik pribadi yang dominan
Manfaat TAT
1. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose dan dapat digunakan untuk anak minimun usia 4 tahun kalau dimungkinkan. Ada perangkat pelengkap TAT khusus untuk anak-anak yaitu CAT
2. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam psikoanalisa.
Pelopor TAT
1. Henry A. Murray : thn. 1935 archieve-archieve Neurology Psychiatry : “A Method of Apperception Test”
2. L. Bellak : thn. 1947 : “A Guide to the Interpretation of the Thematic Apperception Test”
3. Rappaport : “The Clinical of the Thematic Apperception Test”
4. JB. Ratter : thn. 1940-1946 :”Sugestin for Administration of the TAT”
5. F. Wyatt : thn. 1947 : “The scoring and Analysis of the Thematic Apperception Test”
Dasar Pikiran
Dalam TAT kepribadian testi tidak diungkap/ ditanyakan secara langsung kepada testi, dengan alasan
1. Tidak semua orang dapat mengkomunikasi-kan secara jelas ide-ide dan sikap-sikap yang ada dalam kesadarannya
2. Lebih mudah menghindari untuk mengatakan hal-hal tersebut walau tidak dengan maksud menyembunyikan atau menipu
3. Banyak hal yang tidak disadari oleh seseorang yang tidak mampu untuk mengungkapkan nya.
Dalam usaha untuk menyusun cerita, komponen kepribadian memegang peranan penting, karena ada dua kecenderungan :
1. Kecenderungan bahwa seseorang akan meng-interpretasikan sesuatu yang tidak jelas menurut pengalaman masa lalunya dan kebutuhan-kebutuhan masa kininya.
2. Kecenderungan seseorang waktu membuat cerita untuk mengambil bahan dari perbenda-haraan pengalamannya dan mengekspresi-kan kesenangannya/ketidak-senangannya maupun kebutuhannya baik disadari maupun tidak disadari
Sehingga Gambar sebagai stimuli pemancing cerita ternyata lebih efektif untuk menggugah imajinasi, memaksa pembuat cerita berpikir sendiri mengenai masalah manusiawi yang disajikan, dan stimuli yang disajikan dapat distandarisasikan
Usia Testi
TAT digunakan untuk :
- anak laki-laki dan perempuan usia : 4 – 14 tahun
- Pria dan wanita usia 14 tahun keatas
Penyajian dan administrasi
- Dalam penyajian TAT, raport antara testi dan tester sangat diperlukan. Suasana tes dibuat sedemikian rupa agar testi merasa nyaman dan mendapatkan simpati serta merasa diterima oleh tester.
- Prosedur penyajian yang dianggap baku adalah penyajian secara individual dalam bentuk lisan.
- Dalam prosedur penyajian tester akan membacakan petunjuk pelaksanaan tugas kemudian menyajikan gambar satu persatu dan testi diminta untuk menanggapi secara verbal setiap gambar yang disaji kan, dan tester akan mencatat/ merekam semua tanggapan, sejak dari pertama kali testi memberikan reaksinya terhadap gambar pertama sampai tes berakhir. Murray menyarankan disajikan 20 kartu dalam 2 kali pertemuan (session). Sesion pertama menyajikan 10 gambar dari seri I (no. 1 – 10), kemudian session kedua disajikan dengan tenggang waktu minimal satu hari dengan menyajikan gambar-gambar dari seri II (no. 11 – 20)
Persiapan Penyajian
Bagi sebagian testi tidak memerlukan persiapan khusus, tetapi bagi testi yang memiliki kecerdasan rendah dan tidak mudah bereaksi, yang tidak mudah menerima suatu tes baru, atau belum pernah mengikuti suatu tes psikologi, sebaiknya diberi serangkaian tes lain yang lebih mudah diterima
Khusus untuk Anak-anak
Sebelum TAT/CAT diberikan pada anak, sebaiknya anak dilatih untuk mengeluarkan fantasinya yang berhubungan dengan permainan seperti : boneka, atau figur-figur dari tanah liat/lilin malam atau menggambar, dan berilah pada anak kesempatan untuk bercerita dengan permainan-permainan tersebut. Sebab pada seorang anak selalu kita jumpai ada 3 fase dalam bereaksi :
1. terhadap situasi nyata
2. situasi dalam life situation yang bias nya dinyatakan lewat permainan dengan boneka, patung lilin dll.
3. Reaksi terhadap gambar
Khusus untuk anak usia 3 – 10 tahun digunakan CAT, sedangkan untuk 10 tahun keatas lebih baik digunakan TAT.
Situasi tes dan Persiapan Langsung Tes TAT
A. Yang penting adalah suasana persahabatan dan ramah-tamah, suasana ini dapat diciptakan oleh:
- tingkah laku dari orang-orang yang ada dalam ruang tes
- sikap estetis dari tempat testing dan memulainya dapat mungkin dalam suasanainformal, buat suasana sereleks mungkin
B. umur, jenis kelamin serta kepribadian dari tester harus desuai dengan testi, sebab sikap-sikap itu dapat mempengaruhi kebebasan keluarnya fantasi testi, sedang tugas tester adalah mendapatkan informasi sebanyak mungkin dalam kualitas yang sebaik mungkin dalam waktu yang terbatas
Sikap-sikap yang perlu diperhatikan oleh tester
- Menyesuaikan diri dengn individualitas testi
- Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan testi sebebas mungkin
- Menerima testi tanpa kritik
- Tidak mengadili
- Menciptakan suasana kepercayaan, bahwa rahasianya terjamin
- Menciptakan suasana agar testi merasa bebas untuk bercerita menurut waktu dan caranya sendiri
Pokok-pokok yang harus harus disampaikan kepada testi dan harus dipahami adalah :
- Testi diminta membuat suatu cerita
- Dalam membuat cerita testi diminta untuk menggunakan imajinasinya
- Testi diminta mendeskripsikan situasi yang dilukiskan dalam gambar
- Testi diminta memperhatikan empat hal pokok dalam menyusun cerita :
a. Peristiwa yang terjadi sebelumnya
b. Peristiwa yang terjadi sekarang
c. Perasaan dan pikiran para pelaku/tokoh
d. Akhir cerita (outcome)
Urutan penyajian
- Kartu sebaiknya disajikan secara urut menurut nomor terkecil dan kartu no 1 adalah kartu yang wajib disajikan
- Kalau ada tujuan tertentu dalam pemeriksaan, maka dapat dilakukan tidak berurutan (sesuai dengan kebutuhan)
Pencatatan Waktu
- Pencatatan waktu sebenarnya tidak terlalu penting, sehingga tidak harus digunakan alat pencatat waktu yang mempunyai akurasi tinggi (stop watch)
- Waktu yang perlu diketahui adalah :
- waktu reaksi (dari saat kartu disajikan sampai muncul reaksi testi berupa cerita)
- waktu cerita untuk masing-masing kartu
- waktu keseluruhan : yaitu mencatat waktu dari permulaan penyajian kartu pertama sampai pengembalian kartu terakhir dengan selesainya cerita terakhir
Peran Tester dalam Penyajian
Pada dasarnya peran tester hanya sebagai pemberi semangat testi untuk menanggapi dengan bebas stimuli yang disajikan. Peran tester sdalah memberi dorongan tetapi bersifat netral
Tester dusarankan untuk :
- Tidak memberi sugesti mengenai isi cerita
- Tidak usah banyak menyela
Komentar tester diperlukan dalam hal :
- Memberitahu testi bahwa ia terlalu cepat menyelesai-kan ceritanya atau terlalu panjang dalam bercerita, dan menyarankan agar memanfaatkan waktu 5 menit dengan sebaik-baiknya.
- Komentar juga digunakan untuk memberi pujian bagi testi pada kesempatan yang tepat
- Pertanyaan-pertanyaan dapat diajukan pada akhir cerita, bila ada bagian penting yang terlewati
- Bila ceritanya menjadi bertele-tele, tester dapat memberi komentar “Bagaimana akhir ceritanya” tester juga dapat mengatakan bahwa yang dipentingkan adalah jalan ceritanya bukan perinciannya
- Sering juga pada kasus kompulsi dan paranoid, testi disibukkan dengan mendeskripsikan detail gambar, Kesibukan ini dapat dihentikan dengan meminta testi mulai membuat cerita
- Pada kasus obsesi, sering terjadi testi membuat cerita yang bermacam-macam dari satu gambar. Disini disarankan bahwa untuk menghemat energi, testi diminta memilih satu cerita saja yang paling menarik
- Komentar-komentar testi hendaknya dicatat, untuk menunjukkan adanya intervensi, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan pada proses interpretasi
Inquiry :
Maksud dari inquiry adalah interview yang dilakukan setelah selesainya suatu tes TAT.Ada dua cara dalam melakukan inquiry :
- Diberikan sesudah satu cerita selesai dan waktunya tidak diperhitungkan
- Cara yang lebih baik untuk mengadakan inquiry adalah seperti pada tes RÅ‘rschach yaitu setelah selesai seluruh cerita
Hal yang ditanyakan dalam inquiry:
- Dari mana cerita berasal (ide cerita) (dari buku, film atau karangan sendiri)
- Jenis kelamin dan usia masing-masing tokoh dalam cerita
- Tanyakan juga tentang dua gambar yang disenangi dan dua gambar yang tidak disenangi (dari 2 sesion)
- Apa yang terdapat dalam gambar yang membuat anda bercerita begitu
- Apakah orang-orang yang anda masukkan dalam cerita mengingatkan anda pada seseorang dalam kehidupan anda
Pencatatan
Karena penting bagi interpretasi, tester sebaiknya mencatat semua tanggapan testi terhadap gambar maupun suasana penyajian dan catatan observasi tingkah laku testi. Observasi yang perlu ditatat :
Berhenti atau macet selagi bercerita Mendehem
Gelisah
Menggosok-gosok atau memegang-megang bagian badan
Berkeringat
Berhenti untuk menyulut rokok
Minta diri untuk kekamar kecil
Ragu-ragu
Adanya tiks
Gelisah
Menggosok-gosok atau memegang-megang bagian badan
Berkeringat
Berhenti untuk menyulut rokok
Minta diri untuk kekamar kecil
Ragu-ragu
Adanya tiks
Materi Tes
- Kartu-kartu TAT/CAT
- Kertas dan alat tulis (alat perekam kalau disetujui testi)
- Pencatat waktu
- Alat tes terdiri dari 30 kartu bergambar dan satu kartu kosong, dari 20 kartu 11 kartu untuk segala usia dan jenis kelamin termasuk kartu kosong sedangkan 9 kartu disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin
Karakteristik kartu-kartu
- Kejelasan struktur konteks/situasi orang dan objek tampak jelas
- Situasi kejadiannya. Biasa atau lur biasa, ditinjau dari pengalaman manusia pada umumnya
- Bermanusia atau tidak
- Sederhana dan rumitnya bentuk, tanpa memandang sederhana dan rumitnya isi
Kriteria Pemilihan Kartu
- Stimulus latent yang ditimbulkan
- Hubungan interpersonal yang paling dasar
- Penyajian kenyataan
- Intensitas
- Fleksibilitas dan keraguan
- Kecocokan dengan simbol-simbol budaya
- Kecocokan bagi problem-problem khusus
1. Stimulus Latent yang ditimbulkan
Kriteria ini merupakan kriteria yang terpenting. Misalnya kartu 1 :
Gambar anak laki-laki dengan biolanya, dalam kenyataannya paling mudah memancing perasaan mengenai perasaan dan cerita mengenai otoritas, reaksi terhadap otoritas, tingkat inisiatif, dan seberapa jauh seseorang dapat mengontrol diri tanpa kontrol orang lain
2.
Hubungan Interpersonal yang paling dasar
Hubungan-hubungan antar pribadi adalah:
- Hubungan antara anak dengan ibu
- Anak dengan bapak
- Hubungan pria wanita
- Hubungan dengan diri sendiri
- Hubungan antar anggota kelompok dalam peran-peran yang berbeda
- Hubungan sejenis dan sebaya
3. Merupakan sampel realitas yang ada
Gambar-gambar yang dipilih hendaknya merupakan sampel yang representatif bagi kenyataan obyektif sehingga tanggapan testi cukup memadai variasinya sebagai bahan untuk mengungkap organisasi pola berpikirnya dan sebagai estimasi kestabilan emosinya, logika dan daya khayal dalam menghadapi hal-hal luar biasa maupun yang kontradiktif. Penyajian realitas dapat dalam beberapa variasi
a. Realitas disajikan dengan jelas
b. Realitas disajikan dengan susunan yang logis
c. Relitas yang disajikan luar biasa
d. Relitas disajikan tidak jelas
4. Intensitas konflik yang disajikan
Gambar yang disajikan hendaknya ada yang cukup intens untuk memancing konflik dan menuntut testi untuk mengajukan saran pemecahan. Ketajaman konflik dapat dalam berbagai bentuk :
a. Isi yang dramatis seperti pada kartu 18 GF, 12 F
b. Tidak ada manusianya, seperti pada kartu 12 BG
c. Situasi yang menimbulkan konflik, seperti pada kartu 1
5. Fleksibilitas dan keraguan
Keraguan dapat ditimbulkan oleh adanya kerancuan. Ada dua macam kerancuan :
a. Kerancuan arti dalam realitas obyek atau manusia
b. Kerancuan arti dalam emosi, tindakan dan akhir ceritanya
6. Kecocokan dengan simbol-simbul yang terdapat dalam budaya
Gambar dan situasi yang dipilih, seperti orang, pikiran, benda-benda dan latar belakang hendaknya disesuaikan dengan budaya dan kelompok yang akan dikenai TAT
7. Kekhususan masalah
Dalam pemilihan gambar bagi penelitian, seleksi atau diagnosa masalah-masalah khusus, semua kriteria diatas perlu diperhatikan. Di samping itu juga diperlukan penelitian pendahuluan
ANALISA dan INTERPRETASI CERITA TAT
A. Pembentukan/Training
Bagi seorang interprater TAT/CAT, setidaknya harus dapat menggunakan intuisinya yang bersifat empatis, yang dipisahkan sedapat mungkin dari elemen pribadi, juga pandangan-pandangan pribadi dalam melakukan interpretasi TAT/CAT
Apa yang dimaksud dengan Intuisi Empati ?
Intuisi Empati : ikut serta merasakan proses-proses perasaan, dorongan, pemikiran-pemikiran yang terjadi dalam diri subjek serta menginterpretasi tingkah laku seseorang, mengenai pernyataan-pernyataannya, kata-kata atau cerita nya,
Langkah-langkah sebagai latihan mengadakan interpretasi
1. Latihan mengkritik intuisi sendiri
2. Latihan dalam pengalaman klinis
3. Latihan dalam praktek permulaan psikoanalisa
4. Latihan daam menganalisa cerita-cerita dan mengecek kesimpulan-kesimpulan dari fakta yang diketahui secara pasti dari subjek yang diperiksa
Dalam melakukan interpretasi dibutuhkan data lain tentang kondisi subjek (permasalah yang dihadapi) yaitu data yang didapat dari subjek sendiri dan data yang didapat dari orang lain (orang tua, guru, atau orang-orang yang banyak tahu tentang keadaan subjek.
Bila suatu interpretasi tidak di disertai dengan data lainnya, maka dikatakan sebagai interpetasi infaco, dan interpretasi ini tidak dapat dipertanggungjawabkan,
Data yang diperlukan untuk interpretasi TAT
Umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, status dalam keluarga, status perkawinan, umur dan jenis kelamin saudara kandung, apa orang tua masih lengkap, (bila tidak, apakah bercerai atau meninggal dunia), masalah yang dihadapi saat ini, dan sejarah kehidupan subjek (didapat dari subjek sendiri maupun dari orang lain)
Interpretasi TAT/CAT
Hal yang perlu diingatkan bagi seorang interpreter baru, yaitu agar mereka tidak membat dua kekeliruan, yaitu :
1. Kecenderungan memproyeksikan kebutuhan dan kepribadiannya sendiri ke dalam interpretasi yang dibuatnya
2. Kecenderungan membuat interpretasi cerita seperti apa adanya
Teknik Analisis/Interpretasi TAT/CAT
A. Teknik Inspeksi/Teknik kesan/Pengamatan, yaitu dengan melakukan pengamatan sepintas :
- Dalam teknik ini interpreter hanya membaca cerita yang dibuat oleh subjek, yaitu dengan membaca 10 cerita yang sudah dibuat oleh subjek dengan maksud untuk mendapatkan gambaran umum yang akan dijadikan sebagai kerangka berpikir untuk menganalisis secara lebih mendalam
- Kemudian interpreter membaca lagi secara lebih cermat dengan melihat hal-hal yang mempunyai arti penting spesifik dan unik sebagai petunjuk emosi negatif
- Kemudian interpreter membaca lagi untuk yang ketiga kalinya, dengan memberi tanda lagi pada bagian-bagian yang menunjukkan adanya kecemasan dan defance mechanism
- Kemudian interpreter membaca kembali dari awal sampai cerita terakhir untuk memperoleh kesimpulan umum. Bila belum yakin, maka dibaca lagi dari awal dan seterusnya.
- Teknik ini adalah cara interpretasi yang paling “mudah”, karena dapat dikerjakan dalam waktu singkat.
B. Teknik Bellak
Penggunaan teknik Bellak dalam interpretasi TAT relatif sederhana dan mudah dipelajari karena langsung diarahkan pada isi dan dinamika cerita. Tujuan interpretasi menurut Bellak adalah untuk menemukan pola umum dari cerita-cerita yang diperoleh melalui kartu-kartu TAT. Pola umum ini diperoleh dari pengulangan-pengulangan dalam needs, press, mekanisme pertahanan, konflik, kecemasan dsb. Pada beberapa cerita yang di ulang ulang.
10 variabel yang diperlukan dalam interpretasi
1. Tema pokok (the min theme)
2. Tokoh utama (the main hero)
3. Kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan yang utama dari hero (main needs and drives of hero)
4. Konsepsi tentang lingkungn/dunia (the conception of the environment word)
5. Sosok dalam cerita dilihat sebagai... (figure seen as...) melihat konsep diri subjek
6. Konflik-konflik yang signifikan (significant conflicts)
7. Hakekat kecemasan (nature of anxieties)
8. Pertahanan-pertahanan utama melawan konflik dan ketakutan (main defenses against conflicts and fears)
9. Ketepatan superego sebagaimana ditampakkan dalam bentuk “hukuman” terhadap “kejahatan” (adequacy of superego as manifested by “punishment” for “crime”)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar diharapkan bersifat membangun dalam rangka pengembangan keilmuan Bimbingan dan Konseling. Kami sampaikan terima kasih