Periode Roschach
Hasil penelitian psychodiagnostik (1921) dengan Eksperimen, menyeleksi satu sesi bercak tinta (10 kartu ) dari beribu-ribu kartu. Cara pembuatan kartu : meneteskan tinta pada selembar kertas putih kemudian dilipat di tengah dan ditekan. Pola yang diujicobakan, harus memenuhi syarat
Subjek eskperimen psikopatik, kasus-kasus alkoholik, retardasi mental skizophrenia, manic-depressif, epilepsi, paretic, demensia senilis, demensia arteriosklerosis, dan korsakoff, orang-orang normal yang berpendidikan dan tidak berpendidikan. Dan membuat tiga seri bercak tinta yang pararel dengan seri yang telah standar. Dari hasil eksperimen, Roschah melakukan analisis fungsi terhadap persepsi subjek. Isi jawaban subjek dipertimbangkan paling akhir.
Pertanyaan Roschah sebagai dasar analisis adalah (Roschah, 1981) :
Klopfer (1962) teknik Roschah merupakan puncak keberhasilan dari penelitian sebelumnya. Hal yang membedakan dengan penelitian sebelumnya. Ahli sebelumnya hanya menganalisa bercak tinta dari segi isi dan respon serta imajinasi sedangkan Roschah berdasarkan fungsi persepsi karena imajinasi hanya berperan sedikit. Persepsi adalah proses asosiasi yang integratif antara gambaran-gambaran ingatan dengan penginderaan sehingga terjadi tiga proses: sensasi, memori, asosiasi. Yang dipentingkan Roschah bukan aspek dari isi jawabanm tetapi juga aspek formal dan strukturil yaitu menekankan untuk memahami bagaimana seseorang memandang bercak tinta, bukan apa isi dari responnya. Kemudian Rorchah mengolah respon subjek dalam kategori-kategori analisa yang dikenal dengan kategori-kategori skoring.
Periode sesudah Roschach
1. Emil Obelholzer (1924)
Asisten Rorschach yang menerjemahkan tulisan Rorschah dalam bahasa Inggris
2. David Levy
Memperkenalkan di Amerika, dilatih oleh Obelholzer
3. Samuel Beck
Dipengaruhi Levy, menerbitkan Tes Rorschah dan mengembangkan metode interpretasi
4. Hertz
Penelitian : aspek metodologis
5. Bruno Klopfer
Tahun 1934, mengembangkan ide tes Rorschah, teknik scoring. Tahun 1936 mendirikan Rorschah Institute yang melatih para ahli menggunakan tes Rorschah. Tahun 1948 Rorschah Institute berubah menjadi Projective Technique yang menerbitkan Journal of Projective Technique, TAT dan tes proyeksi lainnya. Selain itu banyak banyak alat tes yang menggunakan bercak tinta untuk melengkapi kelemahan tes Rorschah :
Penerapan Tes Rorschah
1. Bidang klinis : bidang klinis, rumah sakit, klinik psikiatris dan psikologis.
2. Alat diagnostic
3. Terapi
4. Bidang militer
5. Industri
6. Medis
7. Penelitian : psikologi social, antropologi
Pengembangan Tes Rorschah
DASAR PEMIKIRAN TES RORSCHAH
1. Asumsi
Ada hubungan antara persepsi dengan kepribadian
2. Bercak tinta
Ambigous dan unstructured, yaitu persepsi personal, spontan dan tidak dipelajari.
3. Tujuan utama
Mendeskripsikan kepribadian seseorang secara keseluruhan (Gestalt)
ADMINISTRASI TES RHO
Karakteristik masing-masing kartu Rorschach (I-X)
Kartu kromatik: berwarna selain hiam, putih dan abu-abu, kartu II, III, VIII, IX, X
Kartu akromatik : berwarna hitam, putih dan abu-abu. kartu I, IV, V, VI, VII.
Karakteristik masing-masing kartu Rorschach (I-X)
Kartu I
Kartu II
Kartu III
Kartu IV
Kartu V
Kartu VI
• Sex card : atas (alat kelamin pria), bawah (wanita)
• Respon keseluruhan : selimut berbulu yang lembut dan hangat
• Problem seksual : menolak menjawab
Kartu VII
• Kesan ringan dan lembut : mother card
• Respon keseluruhan : awan/gelap, figur manusia : wanita
Kartu VIII
Kartu pertama berwarna
Respon : bercak terpisah, keseluruhan : lambang organisasi
Kartu IX
Kesan besar dibanding kartu VIII
Warna :tumpang tindih, kesulitan
Kartu X
Validitas tes : administrasi / pengujian tes
1.Kesiapan tester dan testee
2.Suasana lingkungan
3.Pengaturan tempat duduk
4. Persiapan alat-alat Rorschah
- mencatat respon pada waktu performance proper
- lembar lokasi : pada tahap inquiry, tujuannya untuk menentukan lokasi subjek saat menjawab ada 5 lembar
5. Stop watch
6. Alat tulis
Instruksi Tes Rorschach
Tergantung kondisi testee fleksibel misalnya sosial budaya, pendidikan, kondisi-kondisinya, tidak ada aturan baku. Instruksi mengandung unsur-unsur :
TAHAP TES RHO
1. Performance Proper (PP)
2.Inquiry
3. Analogi
4.testing the limit
1. Performance Proper (PP)
a. respon
b. waktu
c. Posisi kartu
Tugas tester : mencatat jawaban testee
2. Tahap Inquiry
a. Inquiry lokasi
b. Inquiry determinant : Form, movement, colour, shading
c. Inquiry content
Inquiry untuk melihat :
Hal yang perlu diingat ketika melaksanakan inquiry :
1). Subjek jangan sampai merasa bahwa ide-idenya ditantang.
Membagi inquiry dalam tahap : initial inquiry, follow up (analogy)
2). Subjek jangan sampai tahu-informasi apa yang sedang digali
Mengajukan pertanyaan yang simpel dan konkret
A. Inquiry lokasi
Pertanyaan :”bagian mana dari bercak ini yang mengesankan (kelelawar) ? Tunjukkan mana kelinci itu?
Cara :
B. Inquiry determinant
Aturan-aturan :
Inquiry determinant :
a. Inquiry form
b. Inquiry movement
c. Inquiry color
D. Inquiry content
Hal-hal yang mungkin dalam inquiry :
3. Tahap ANALOGY
Bersifat opsional , artinya boleh dilaksanakan dan boleh tidak dilaksanakan, tergantung kondisi tes dan situasi jawaban. Dilakukan jika :
Misal :- dari 10 kartu, ternyata tentang warna hanya bisa 1 maka dilakukan analogi jika pada lokasi hanya 1
Pertanyaan yang diajukan pada tahap analogi adalah membandingkan atau meng-analogikan dengan jawaban testee sendiri yang sudah ada (bukan jawaban orang lain). Cara membandingkan respon subjek pada satu kartu dengan kartu yang lain :
- Pada kartu I anda mengatakan bercak ini sebagai kelelawar, bagaimana bercak pada kartu V ini?
- Pada kartu VIII anda mengatakan bunga berwarna merah, bagaimana dasi pada kartu III ini
- bisa diskoring
4. Tahap testing the limit
Bisa langsung bertanya, asalkan syarat-syarat di atas tidak ada. Tahap testing the limit, tidak diskor, tapi hanya catatan
PROSEDUR KHUSUS
Digunakan dalam situasi-situasi khusus, untuk orang-orang yang gangguan mental
a. Prosedur asosiasi bebas (free association procedure)
b.Teknik pembentukan konsep (concept formation procedure)
SKORING TES RHO
Tujuan Skoring
5 Kategori Skoring
1. Location
2. Determinant
3. Content
4.Popular-Original (P-O)
5. Form level Rating (FLR)
Location-Determinant-content dan popular dibagi :
1. Skor Utama (main score)
2. Skor tambahan (additional score)
Penting! Tes ini hanya digunakan orang yang profesional atau praktisi, bentuk penyalah-gunaan alat test ini dalam bentuk apapun bukan tanggung-jawab penulis.
Hasil penelitian psychodiagnostik (1921) dengan Eksperimen, menyeleksi satu sesi bercak tinta (10 kartu ) dari beribu-ribu kartu. Cara pembuatan kartu : meneteskan tinta pada selembar kertas putih kemudian dilipat di tengah dan ditekan. Pola yang diujicobakan, harus memenuhi syarat
- Bentuk gambar tersebut relatif simpel, gambar yang terlalu kompleks akan sulit dianalisis dalam eksperimennya
- Distribusi bercak harus memenuhi percyaratan komposisi tertentu.
- bercak tidak terlalu sugestif
- Komposisi bercak yang digunakan untuk penelitian sebagian besar adalah sistematis meskipun sedikit perbedaan kecil antara sebelah kiri dan kanan. Setelah menyelidiki beribu-ribu kartu, akhirnya diperoleh 10 kartu yang digunakan sampai sekarang.
Subjek eskperimen psikopatik, kasus-kasus alkoholik, retardasi mental skizophrenia, manic-depressif, epilepsi, paretic, demensia senilis, demensia arteriosklerosis, dan korsakoff, orang-orang normal yang berpendidikan dan tidak berpendidikan. Dan membuat tiga seri bercak tinta yang pararel dengan seri yang telah standar. Dari hasil eksperimen, Roschah melakukan analisis fungsi terhadap persepsi subjek. Isi jawaban subjek dipertimbangkan paling akhir.
Pertanyaan Roschah sebagai dasar analisis adalah (Roschah, 1981) :
- Berapa jumlah respon yang diberikan? Berapa lama waktu reaksinya?seberapa sering penolakan untuk memberikan jawaban untuk beberapa kartu?
- Apakah jawaban ditentukan hanya oleh bentuk bercak saja atau ada persepsi terhadap gerakan dan warna
- Apakah bercak itu diinterpretasi secara keseluruhan atau sebagian ? Bagian mana yang diinterpretasi?
- Apa yang dilihat oleh subjek (isi jawaban ) Roschah belum menggunakan shading, : gelap-terangnya bercak sebagai salah satu aspek bercak yang perlu dianalisis.
Klopfer (1962) teknik Roschah merupakan puncak keberhasilan dari penelitian sebelumnya. Hal yang membedakan dengan penelitian sebelumnya. Ahli sebelumnya hanya menganalisa bercak tinta dari segi isi dan respon serta imajinasi sedangkan Roschah berdasarkan fungsi persepsi karena imajinasi hanya berperan sedikit. Persepsi adalah proses asosiasi yang integratif antara gambaran-gambaran ingatan dengan penginderaan sehingga terjadi tiga proses: sensasi, memori, asosiasi. Yang dipentingkan Roschah bukan aspek dari isi jawabanm tetapi juga aspek formal dan strukturil yaitu menekankan untuk memahami bagaimana seseorang memandang bercak tinta, bukan apa isi dari responnya. Kemudian Rorchah mengolah respon subjek dalam kategori-kategori analisa yang dikenal dengan kategori-kategori skoring.
Periode sesudah Roschach
1. Emil Obelholzer (1924)
Asisten Rorschach yang menerjemahkan tulisan Rorschah dalam bahasa Inggris
2. David Levy
Memperkenalkan di Amerika, dilatih oleh Obelholzer
3. Samuel Beck
Dipengaruhi Levy, menerbitkan Tes Rorschah dan mengembangkan metode interpretasi
4. Hertz
Penelitian : aspek metodologis
5. Bruno Klopfer
Tahun 1934, mengembangkan ide tes Rorschah, teknik scoring. Tahun 1936 mendirikan Rorschah Institute yang melatih para ahli menggunakan tes Rorschah. Tahun 1948 Rorschah Institute berubah menjadi Projective Technique yang menerbitkan Journal of Projective Technique, TAT dan tes proyeksi lainnya. Selain itu banyak banyak alat tes yang menggunakan bercak tinta untuk melengkapi kelemahan tes Rorschah :
- Bero, yang dirancang sebagai tes Rorschah untuk anak-anak
- Zullinger Test (Z-test) yang dirancang hanya dengan menggunakan 3 kartu bercak tinta yang lebih kompleks
- Group Rorschah, yaitu pelaksanaan administrasi tes Rorschah secara klasikal. Pertama kali dirintis oleh Harrower dan Steiner dengan memproyeksikan bercak tinta lewat slide, juga dikembangkan dengan multiple choice.
- Holtzman Ink Blot technique yang dirancang untuk memperbaiki kelemahankelemahan metodologis tes Rorschah.
- Piotrowskis Automated Rorschah (PAR) yang dirancang Piotrowski tahun 1974 menggunakan komputer untuk skoring dan interpretasinya.
Penerapan Tes Rorschah
1. Bidang klinis : bidang klinis, rumah sakit, klinik psikiatris dan psikologis.
2. Alat diagnostic
3. Terapi
4. Bidang militer
5. Industri
6. Medis
7. Penelitian : psikologi social, antropologi
Pengembangan Tes Rorschah
- Tokoh-tokoh yang mengembangkan tes Rorschah : Samuel Beck, Bruno Klopfer, Zygmunt Piotrowski, Marguerite Hertz, David Rapaport. Kesamaan tokoh tersebut adalah menggunakan bercak tes Rho 10 kartu dan dasar Psikodiagnostik, Perbedaannya adalah pada system scoring dan interpretasi.
- John E. Exner menggabungkan system dari para ahli yang menggunakan tes Rorschah dalam buku dengan judul Rorschah the Comprehensive System.
DASAR PEMIKIRAN TES RORSCHAH
1. Asumsi
Ada hubungan antara persepsi dengan kepribadian
2. Bercak tinta
Ambigous dan unstructured, yaitu persepsi personal, spontan dan tidak dipelajari.
3. Tujuan utama
Mendeskripsikan kepribadian seseorang secara keseluruhan (Gestalt)
ADMINISTRASI TES RHO
Karakteristik masing-masing kartu Rorschach (I-X)
Kartu kromatik: berwarna selain hiam, putih dan abu-abu, kartu II, III, VIII, IX, X
Kartu akromatik : berwarna hitam, putih dan abu-abu. kartu I, IV, V, VI, VII.
Karakteristik masing-masing kartu Rorschach (I-X)
Kartu I
- Seluruh bercak : makhluk bersayap tulang pinggul
- Imajinasi baik menunjukkan gerakan manusia
- Bagian tengah : manusia, wanita
- Bagian atas : tangan
- Bagian sisi : wajah orang
- Subjek yang tidak mampu memberi jawaban secara keseluruhan, menunjukkan indikasi kemampuan penyesuaian diri terhadap situasi baru termasuk kurang
Kartu II
- Respon : bercak terpisah
- Perhatian dan kemampuan mengorganisir baik : bercak keseluruhan
- Bagian hitam : manusia/binaang bergerak
- Bagian putih : pesawat
- Bagian merah bawah : kupu-kupu
- Bagian merah atas dan bawah : organ seks
Kartu III
- Kartu menolong (recoverd card)
- Bagian hitam : manusia bergerak
- Bagian merah tengah : dasi, pita/kupu-kupu
- Bagian abu-abu tengah : kepiting, sesuatu yang diperebutkan
- Bagian merah pinggir : lambung, darah merah
Kartu IV
- Berat,besar, utuh, warna hitam dengan shading kuat
- Menakutkan dan unsur berkuasa, tempat bergantung, “father card”
- Respon: monster, raksasa, gorila, hutan lebat dengan danau dan gunung
- Shading tidak mengganggu, kesan lembut dan halus, selimut, mantel bulu
Kartu V
- Kartu penolong (recovered card)
- Warna hitam pekat, black shock card
- Respon : makhluk bersayap, bergerak,kupu-kupu
Kartu VI
• Sex card : atas (alat kelamin pria), bawah (wanita)
• Respon keseluruhan : selimut berbulu yang lembut dan hangat
• Problem seksual : menolak menjawab
Kartu VII
• Kesan ringan dan lembut : mother card
• Respon keseluruhan : awan/gelap, figur manusia : wanita
Kartu VIII
Kartu pertama berwarna
Respon : bercak terpisah, keseluruhan : lambang organisasi
Kartu IX
Kesan besar dibanding kartu VIII
Warna :tumpang tindih, kesulitan
Kartu X
Validitas tes : administrasi / pengujian tes
1.Kesiapan tester dan testee
- Siap dan bersedia melakukan tes
- Sehat secara fisik dan psikis
2.Suasana lingkungan
- Bervariasi, testee dibuat merasa santai
- Testee membangun rapport (hubungan yang baik)
- Fisik: ruangan, lingkungan, penerangan, sirkulasi udara, dan lain-lain.
3.Pengaturan tempat duduk
- Berdampingan sulit dilakukan di Indonesia
- Berhadap-hadapan terkesan intrograsi
- Membentuk sudut siku
4. Persiapan alat-alat Rorschah
- Kartu Rorschah : 10 kartu, kartu I paling atas, posisi dibalik (paling bawah kartu X), kartu bisa diletakkan disamping/dipangku
- Lembar jawaban ada 2 :
- mencatat respon pada waktu performance proper
- lembar lokasi : pada tahap inquiry, tujuannya untuk menentukan lokasi subjek saat menjawab ada 5 lembar
5. Stop watch
6. Alat tulis
Instruksi Tes Rorschach
Tergantung kondisi testee fleksibel misalnya sosial budaya, pendidikan, kondisi-kondisinya, tidak ada aturan baku. Instruksi mengandung unsur-unsur :
- Cara membuat bercak tinta. Misal :apakah anda pernah bermain dengan bercak tinta?jika belum pernah,
- maka dijelaskan. Cara : teteskan tinta di kertas, kemudian dilipat.
- Akan ditunjukkan 10 kartu bercak tinta. Misal : nanti dalam tes, saya akan memberikan 10 kartu
- Tugas testee,mengatakan “apa yang dilihat”
- Motivasi dalam menjawab. Misal : tidak ada yang benar-salah, baik-buruk
- Beritahu : jawaban akan dicatat dan waktunya dihitung, apabila testee bertanya maka dijawab “tes imajinasi”.
TAHAP TES RHO
1. Performance Proper (PP)
2.Inquiry
3. Analogi
4.testing the limit
1. Performance Proper (PP)
- Menyajikan 10 kartu berurutan
- Posisi : tegak
- Respon : spontan (tidak boleh meng-intervensi)
- Tugas tester : mencatat jawaban dari testee, sebagai berikut.
a. respon
b. waktu
- waktu reksi : pertama kali memberi jawaban
- waktu respon setiap kartu : mengakhiri kartu
- waktu respon total
c. Posisi kartu
Tugas tester : mencatat jawaban testee
2. Tahap Inquiry
a. Inquiry lokasi
b. Inquiry determinant : Form, movement, colour, shading
c. Inquiry content
- Dilakukan setelah 10 kartu selesai
- Instruksi awal: jawaban menarik, tapi kurang yakin untuk mengecek ulang
- Tester mengajukan pertanyaan tidak langsung pada semua rersponde yang diberikan subjeks
- Tujuan inquiry : menggali konsep jawaban S (lokasi determinan,content), memberikan kesempatan subjek melengkapi/menamba jawaban (terutama jika respon hana satu atau ada kartu kosong)
Inquiry untuk melihat :
- lokasi
- determinan:form/bentuk,gerakan/movement, shading/arsiran, warna
- content : testee memberi respon (jawaban apa, misal:manusia, binatang,objek (sesuatu yang dibuat manusia) atau hal-hal lainnya.
Hal yang perlu diingat ketika melaksanakan inquiry :
1). Subjek jangan sampai merasa bahwa ide-idenya ditantang.
Membagi inquiry dalam tahap : initial inquiry, follow up (analogy)
2). Subjek jangan sampai tahu-informasi apa yang sedang digali
Mengajukan pertanyaan yang simpel dan konkret
A. Inquiry lokasi
Pertanyaan :”bagian mana dari bercak ini yang mengesankan (kelelawar) ? Tunjukkan mana kelinci itu?
Cara :
- menunjukkan lokasi dengan jari tangan
- menjiplak pada kertas tembus
- menunjukkan pada lembar jawab lokasi
B. Inquiry determinant
Aturan-aturan :
- Pertanyaan tidak boleh sugestif (langsung), “apa warna (kupu) ini ? “sedang apa (orang itu ?), “Apakah (kelelawar itu sedang terbang? “
- Kata /ungkapan subjek sendiri dijadikan sebagai dasar pertanyaan. “Apa yang mengesankan (pakaian anak ini kotor ?”(sudah menyebut kata “kotor” “apa yang mengesankan (bunga) ini indah (subjek sudah menyebut kata indah)
- menggunakan pertanyaan umum lebih dulu, “dari bercak ini apa yang membuat anda bepikir tentang (awan)?” Apa yang mengesankan seperti (gua yang dalam)
- menggunakan pertanyaan probing (menggali) bila ada unsur bentuk, movement dan lain-lain yang belum ada. misal : Jelaskan, gambarkan ceritakan lebih jauh bagaimana anda melihat (kupu-kupu itu)? Gambarkan, jelaskan (bunga) yang anda lihat itu lebih detil ? Apakah ada hal lain....
Inquiry determinant :
a. Inquiry form
- Dapatkah anda menggambarkan (kelelawar) itu?mana kepalanya? Mana kakinya?
b. Inquiry movement
- Bagaimana anda melihat (orang atau kupu-kupu) ini?
- Bagaimana anda melihat (harimau itu)? (Disini subjek menyebut kaki untuk jawaban harimau
- Konsep manusia biasanya dilihat dengan gerakan
- konsep binatang tidak mesti dalam gerakan (kecuali kartu VIII) Mana kakinya?Bagaimna anda melihat (binatang) ini?
- Konsep inanimate (perawat/roket) sering dilihat bergerak. Jika tidak ditanya :”Bagaimana anda melihat pesawat itu
c. Inquiry color
- Apa yang membuat bagian ini terkesan seperti (awan mendung)
- “Apakah hanya bentuknya saja yang membuat anda berpikir tentang kupu-kupu?
- “Jelaskan lebih jauh bagaimana anda melihat (pelangi itu)”
- “Apa yang membuat anda berpikir bagian ini sperti (kulit kambing)” misal :kartu VI
- “Jelaskan/gambarkan lebih jauh tentang (awan) yang anda lihat disini.”
- “Pertanyaan langsung tidak boleh, misal :”apa warna kupu-kupu itu?, apa yang
- sedang dilakukan orang itu ?, apa kelelawar itu sedang terbang?”
- Yang boleh ditanyakan hal-hal yang umum, tidak sugestif.
D. Inquiry content
- Konsep respon testee. Misal :binatang, manusia, sekedar objek/lukisan/seni/sesuatu yag tidak bisa diungkapkan.
- Bila “isi: konsep tidak jelas
- Apa yang anda maksud dengan makhluk itu ?
- Apa yang anda maksud dengan sesuatu itu ?
Hal-hal yang mungkin dalam inquiry :
- Respon pada tahap PP ditolak/koreksi pada tahap inquiry
- Subjek memberikan respon tambahan (additional)
- Jika tahap performance proper ada kartu kosong, tahap inquiry diberikan lagi...respon additional: subjek tidak menjawab sama sekali/tidak tahu dan tetap diberikan tetapi masuk ke jawaban additional (jika setelah ditanya berkali-kali baru bisa jawab), penulisan denga huruf. Misal : IV a
3. Tahap ANALOGY
Bersifat opsional , artinya boleh dilaksanakan dan boleh tidak dilaksanakan, tergantung kondisi tes dan situasi jawaban. Dilakukan jika :
- Masih ada kartu kosong ditolak/tidak ada jawaban
- Fasilitas kartu tidak banyak digunakan determinan atau lokasi tertentu muncul sangat sedikit/hanya satu, padahal bercak mempunyai fasilitas tersebut.
Misal :- dari 10 kartu, ternyata tentang warna hanya bisa 1 maka dilakukan analogi jika pada lokasi hanya 1
Pertanyaan yang diajukan pada tahap analogi adalah membandingkan atau meng-analogikan dengan jawaban testee sendiri yang sudah ada (bukan jawaban orang lain). Cara membandingkan respon subjek pada satu kartu dengan kartu yang lain :
- Pada kartu I anda mengatakan bercak ini sebagai kelelawar, bagaimana bercak pada kartu V ini?
- Pada kartu VIII anda mengatakan bunga berwarna merah, bagaimana dasi pada kartu III ini
- bisa diskoring
4. Tahap testing the limit
- Jika tidak ada lokasi keseluruhan (skor W) atau sebagian (Skor D)
- Tidak ada konsep manusia bergerak (skor M)
- Tidak ada konsep hewan bergerak (skor FM)
- Tidak ada jawaban yang kombinasi bentuk dan warna (skor FC)
- Tidak ada respon yang mengandung shading (Fc, FK, Fk) dan derivatnya
Bisa langsung bertanya, asalkan syarat-syarat di atas tidak ada. Tahap testing the limit, tidak diskor, tapi hanya catatan
PROSEDUR KHUSUS
Digunakan dalam situasi-situasi khusus, untuk orang-orang yang gangguan mental
a. Prosedur asosiasi bebas (free association procedure)
- Situasi klinis
- Testee memberi jawaban yang isi content berulang-ulang,misal : kartu warna 2,3,8,9,10, semua direspon darah
- Tambahan interpretasi kualitatif
b.Teknik pembentukan konsep (concept formation procedure)
- Tester memberikan seluruh kartu Misal : ditanya berkali-kali tidak bisa, lalu ditekan. Cara : kartu dikelompokkan berdasar warna oleh tester, lalu ditanya kepada testee, pengelompokan berdasar warna?sehingga dapat menjawab warna dipaksa
SKORING TES RHO
Tujuan Skoring
- Untuk mengelompokkan bahan dari hasil tes Roschah ke dalam aspek-aspek tertentu, agar dapat diinterpretasi
- Untuk merubah jawaban yang masih bersifat kualitatif menjadi bahan kuantitatif
- Sebagai sarana komunikasi antara ahli satu dengan lainnya
5 Kategori Skoring
- Location
- Determinant
- Content
- Popular-Original (P-O)
- Form Level Rating (FLR)
1. Location
- Subjek melihat konsep dalam bercak
2. Determinant
- Bagaimana konsep itu dilihat subjek atau aspek apa yang digunakan subjek untuk memberikan jawabannya itu
3. Content
- Isi jawaban subjek
4.Popular-Original (P-O)
- Yaitu apakah jawaban subjek itu merupakan konsep yang sering dilihat orang lain atau-kah tidak
5. Form level Rating (FLR)
- Yaitu bagaimana ketepatan konsep tersebut dengan bercaknya serta bagaimana kualitasnya
Location-Determinant-content dan popular dibagi :
1. Skor Utama (main score)
- Skor untuk semua jawaban utama (main response)
- Tahap PP
2. Skor tambahan (additional score)
- Jawaban yang muncul pada tahap inquiry atau analogi
- Jawaban yang muncul pada waktu PP, tapi ditolak waktu inquiry
- Jawaban yang mempunyai elaborasi cukup baik, yang selain skor utama juga mempunyai skor tambahan
Penting! Tes ini hanya digunakan orang yang profesional atau praktisi, bentuk penyalah-gunaan alat test ini dalam bentuk apapun bukan tanggung-jawab penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar diharapkan bersifat membangun dalam rangka pengembangan keilmuan Bimbingan dan Konseling. Kami sampaikan terima kasih