Jumat, 14 Juni 2019

Guru Honorer mengenang Ibu Ani Yudhoyono

Guru Honorer mengenang Ibu Ani Yudhoyono
 Oleh, Didi Suprijadi ketua MN KSPI 


Ani Yudhoyono telah pergi menghadap sang Pencipta pada Sabtu 1 Juni 2019, setelah kurang lebih 4 bulan lamanya bertarung melawan kanker darah.
Nama Lengkap : Hj. Kristiani Herrawati
Dikenal : Ani Yudhoyono
Lahir : Yogyakarta, 6 Juli 1952
Orang Tua : Sarwo Edhie Wibowo (ayah), Hj. Sri Sunarti Hadiyah (ibu)
Istri Presiden ke-6 Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono ini mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 11.50 waktu setempat di National University Hospital (NUH), Singapura.
Semasa menjadi Ibu Negara, mewakili SBY memimpin Indonesia, perempuan yang bernama lengkap Kristiani Herrawati itu telah memberikan sumbangsih kepada masyarakat dalam bidang pendidikan hingga ekonomi.


Ani Bambang Yudhoyono secara konsisten melakukan berbagai terobosan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan melalui program-program Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) dengan 5 pilarnya, yakni Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Hijau, Indonesia Kreatif dan Indonesia Peduli.
Dimulai dari Program Indonesia Pintar, program ini merupakan dukungan Ani untuk memberikan akses layanan pendidikan bermutu di lingkungan kurang beruntung dan terpencil.
Program ini diwujudkan dalam bentuk rumah pintar, mobil pintar, kapal pintar dan pendidikan pemberdayaan ekonomi perempuan.
Seluruh inovasi layanan pendidikan tersebut diintegrasikan dengan pemberdayaan ekonomi dan pelestarian lingkungan.

Sosok Ibu Negara yang tidak asing bagi guru dan dunia pendidikan, terutama bagi guru bantu dan guru honorer. Ani Yudhuyono begitu panggilan akrabnya mempunyai andil besar dalam membantu menyelesaikan guru bantu dan guru honorer. Begitu sibuk dengan segala kegiatan kemanusaian,kenegaraan dan keluarga ibu Ani masih sempat membuka pengaduan bagi guru guru melalui pesan pendek ( SMS).Hal ini diungkapkan sendiri oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono saat memberikan pidato pembukaan Kongres Guru Indonesia dan Kongres PGRI masa bhakti XXl 1-5 Juli di Jakarta.

Presiden dalam sambutan pembukaan kongres yang juga dihadiri menteri menteri Kabinet Indonesia Bersatu dalam bagian akhir pidatonya menceritakan tentang keluhan guru bantu dan guru honorer kepada Ibu Ani melalui ribuan pesan singkat (SMS). inilah kutipan pidato Presiden,

“Nah yang terakhir khusus persoalan guru bantu dan guru honorer”, begituPresiden cerita didepan para guru peserta Kongres Guru Indonesia 3 Juli 2013 di Istana Olah rga Senayan. 
Ibu Ani menerima pengaduan sejak tahun 2004,ada ribuan pengaduan masalah guru bantu dan guru honorer melalui SMS .  Macam macam bahasa di lontarkan para guru honorer melalui sms yang ditujukan kepada ibu Ani,setengah marah, ada yang marah ada juga yang marah sekali, tetapi ketika banyak guru bantu dan guru honorer diangkat menjadi PNS lupa mengucapkan terimakasih, meskipun ada juga yang berterimasih, tapi tidak apa apa,tidak apa apa . begitu Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono menceritakan pengalaman istrinya.
Artinya kita juga memikirkan. Saudara saudara masih ingat tahun 2005 saya pimpin waktu itu untuk melihat berapa banyak guru honorer  dan guru bantu yang belum diangkat menjadi PNS. Kemudian kita keluarkan kebijakan sekian juta lebih untuk kita angkat dan mengalir.
Tetapi sekarang ada masalah mengapa? Kata presiden dalam pidatonya melanjutkan.
Karena daerah daerah dalam mengangkat entah pegawai,entah guru honorer ataupun guru bantu itu tidak dihitung secara cermat. 
Oleh karena itu saya sudah mengambil keputusan mari kita cari solusinya,mari kita tata bagaimana proses pengangkatannya dengan syarat seperti apa dan kemudian dibikin, lanjut presiden dalam pidatonya. Saya ingin tahun depan sudah dimulai dengan demikian Insyaallah apda saatnya nanti tidak ada masalah masalah seperti ini.
Saya hari ini menghadirkan Mendikbud, Menteri Agama,Menteri Dalam Negeri, Menpan RB, mensesneg untuk bersama sama mengundang Gubernur seluruh Indonesia duduk bersama carikan solusi, tetapkan kebijakan untuk mengatasi masalahini sehingga tidak menimbulkan gelombang keresahan dikalangan guru bantu dan guru honorer maupun PNS yang belum diangkat.
PGRI juga harus aktif untuk menjadi bagian dari mencari solusi ini. 
Demikian cerita Ibu Ani dan guru honorer serta penyelesaiannya yang disampaikan bapak Presiden dalam pidatonya. 

Selamat jalan Ibu Ani, Ibu Negara, Ibu Kristiani Herrawati jasa Mu terhadap jutaan guru honorer yang diangkat menjadi PNS tak akan terlupakan. Syurga menanti Mu di alam sana. Semoga
Salam dari kami mewakili guru honorer dan guru bantu, untuk Bapak Presiden Republik Indonesia,Soesilo Bambang Yudhoyono,periode 2004-2014. 
Jakarta,2 Juni 2019
Rumah perjuangan Ayah Didi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar diharapkan bersifat membangun dalam rangka pengembangan keilmuan Bimbingan dan Konseling. Kami sampaikan terima kasih